Teknologi
pendidikan yang berkembang dilingkungan pendidikan di Indonesia adalah
tekhnologi yang berorientasi pada kemampuan.Pendidikan berusaha untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik pada taraf tertentu.Untuk itu dibutuhkan
tekhnologi yang sesuai.Seorang guru dituntut untuk penguasaan terhadap berbagai
kemampuan sebagai guru yang professional terhadap bidangnya.Dalam perkembangan
yang demikian, ada kecendrungan bahwa guru lebih mementingkan hal-hal yang
bersifat tekhnis mekanis belaka, seperti teknik perumusan tujuan pengajaran,
teknik penyusunan satuan pelajaran, dan teknik evaluasi.
Kecendrungan
seperti ini menghasilkan hal-hal yang lebih prinsipil yang merupakan misi dari
pendidikan itu sendiri, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya. Proses pendidikan cenderung
menjadi usaha merekayasa manusia yang mengarah pada domestikasi (penjinakan).
Peran guru dalam kegiatan belajar mengajar tidaklah hanya sekedar menjalankan
proses belajar mengajar secara tekhnis mekanis menurut ketentuan yang ada,
tetapi seorang guru adalah seorang yang melaksanakan suatu tugas dan memiliki
tanggung jjawab atas tugas tersebut, dan terganntung pada sikap dan
pandangannnya secara pribadi terhadap tugas yang dihadapinya. Dengan kata lain
tergantung pada wawasan kependidikan yang dimilikinya.
Wawasan
kependidikan guru pada hakikatnya menunjuk pada cara seorang guru melihat
dirinya sendiri dan tugas-tugasnya itu bersumber pada pandangan hidup yang
dimiliki olehnya. Dari pernyataan diatas, wawasan kependidikan seorang guru
yaitu bagaimana ia melihat hakikat dirinya dan tugas-tugasnya,tergantung pada
pandangannya terhadap teos, kosmos dan antropos.
1.
Pandangan terhadap Teos atau
Tuhan
Pandangan
terhadap teos berbeda-beda menurut agama yang dianut oleh yang
bersangkutan.Menurut ajaran Kristen, manusia tidak dapat mengenal Allah atas
usahanya sendiri kecuali Allah menyatakan diri-Nya sendiri kepada manusia.
Dengan kata lain, manusia hanya dapat mengenal Allah melalui pernyataan Allah
itu ssendiri.
2.
Pandangan terhadap Alam
semesta
Pandanganseorang
guru terhadap alam semesta berbeda-beda dengan tergantung dari karakter dan
wawasan yang dimiliki oleh setiap pendidik.Pandangan terhadap alam semesta juga
berbeda dengan agama yang dianut oleh setiap pemeluknya.Kekuatan global juga
mengandung prinsip-prinsip : individualisme, sekulerisme dan materialisme yang
menghendakiindividu selalu bersaing terhadap yang lain untuk memperoleh
kemakmuran material, menjadi kaya dan berkuasa, sesuai dengan sifat dari
hedonisme itu, yakni mengejar kemewahan dan untuk memuaskan nafsu duniawi.
Peranan
seorang guru atau pendidik dalam era globalisasi sangatlah penting, karena
tanpa adanya seorang pendidik dengan wawasan yang luas maka tidak akan tercipta
suatu tempat yang sesuai dengan keinginan. Dengan adanya seorang pendidik
dengan wawasan yang luas maka akan tercipta suatu output yang bertanggungjawab
atas alam semesta atau dunia globalisasi ini.
3.
Implikasinya terhadap
pendidikan
Perkembangan
teori belajar cukup pesat.Berikut ini adalah teori belajar dan aplikasinya
dalam kegiatan pembelajaran.Pertama aliran tingkah laku (Behavioristik),
belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi
antara stimulus dan respon.Perubahan perilaku dapat berujud sesuatu yang
kongkret atau yang non kongkret, berlangsung secara mekanik memerlukan
penguatan.Tokoh dalam aliran ini adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin
Guthrie, dan Skinner.
Aplikasi teori
belajar behavioristik dalam pembelajaran, tergantung dari beberapa hal seperti
tujuan pembelajaran, sifat meteri pelajaran, karakteristik siswa, media dan
fasilitas pembelajaran yang tersedia.Kedua aliran kognitif, belajar adalah
perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai
tingkah laku, menekankan pada gagasan bahwa pada bagian-bagian suatu situasi
berhubungan dengan konteks seluruh situasi tersebut. Pengetahuan dibangun dalam
diri seseorang melalui proses interaksi yang bersinambungan dengan lingkungan.
Tokoh aliran ini Piaget, David Ausebel, Brunner.
Aplikasi
teori belajar kognitif dalam pembelajaran, guru harus memahami bahwa siswa
bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, anak usia pra
sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda kongkret,
keaktifan siswa amat dipentingkan, guru menyususun materi dengan menggunakan
pola atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks, guru menciptakan
pembelajaran yang bermakna, memperhatikan perbedaan individual siswa untuk
mencapai keberhasilan siswa. Ketiga aliran humanistik, belajar adalah
menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat eklektik, tujuannya
adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Dalam praktiknya
menggunakan teori belajar Ausebel, teori Bloom, Kolb, dll.Aplikasi teori
humanistik dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir
induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara
aktif dalam proses belajar.
Keempat
teori belajar menurut aliran kontemporer, Teori kontemporer yang bermunculan
saat ini banyak sekali di antaranya teori belajar sibernetik.Teori belajar
sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru, jika dibandingkan dengan
teori-teori belajar yang sudah dibahas sebelumnya.Teori ini berkembang sejalan
dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi.Menurut teori Sibernetik
(Budiningsih, 2005:80-81), belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah
teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses
belajar daripada hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori
sibernetik namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses
yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses
bagaimana proses belajar akan berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem
informasi yang dipelajari. Tokoh teori ini Gage dan Berliner, Biehler, Snoman,
Baine, dan Tennyson.Aplikasi teori ini, untuk mendukung proses pembelajaran
dalam kegiatan belajar hendaknya menarik perhatian, memberitahukan tujuan
pembelajaran kepada siswa, merangsang ingatan pada prasyarat belajar,
menyajikan bahan perangsang, memberikan bimbingan belajar, mendorong unjuk
kerja, memberikan balikan informatif, menilai unjuk kerja, meningkatkan retensi
dan alih belajar. Dengan memahami berbagai teori belajar, prinsip-prinsip
pembelajaran dan pengajaran, pendidikan yang berkembang di bangsa kita niscaya
akan menghasilkan out put-out put yang berkualitas yang mampu membentuk manusia
Indonesia seutuhnya.
a.
Guru dan peserta didik
Peranan seorang guru dalam
dunia pendidikan sangatlah penting, karena tanpa adanya seorang guru maka tidak
akan tercipta suatu proses pembelajaran yang efektif dan efesien. Adapun fungsi
atau peranan guru atau pendidik tidak hanya untuk menyampaikan materi
pembelajaran, namun berperan sebagai pemberi motivasi kepada peserta didik.Guru
juga berperan sebagai administrator dan organisator dalam sebbuah kelas yang
dibimbingnya. Guru sebagai administrator artinnya seorang guru mampu
mengadministrasi atau mengatur bagaimana proses pengeluaran dari peserta didik
serta guru sebagai organisator artinya seorang guru mampu menciptakan suasana
belajar yang kondusif maksudnya adalah seorang guru tersebut mampu mengelola kelas
dengan sebaik-baiknya. Sedangkan peserta didik itu wajib untuk menghormati dan
mentaati aturan yang sudah diberikan oleh seorang peserta didiknya.
Peserta
didik juga berhak untuk mengeluarkan pendapat ketika sedang proses pembelajaran
sesuai dengan materi yang diberikan.
b.
Belajar mengajar
Pendidikan adalah suatu proses
dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin
terhadap lingkungannya dengan demikiann akan menimbulkan perubahan dalam
dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan
masyarakat(Hamalik, 2004: 79).
Pendidikan
juga diartikan sebagai upaya manusia secara historis turun-temurun, yang merasa
dirinya terpanggil untuk mencari kebenaran atau kesempurnaan hidup (Salim,
2004:32).Menurut Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa dan negara.Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk
membantu siswa atau anak didik, agar merekadapat belajar sesuai dengan
kebutuhan dan minatnya.Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam
menyampaikan pengetahuan kepada siswa.Pengajaran juga diartikan sebagi
interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagaisuatu proses yang
saling mempengaruhi antara guru dan siswa. Antara pendidikan, pembelajaran dan
pengajaran saling terkait. Pendidikan akan dapat mencapai tujuan jika
pembelajaran bermakna dengan pengajaran yang tepat. Sebaliknya pendidikan tidak
akan mencapi tujuan jika pembelajaran tidak bermakna dengan pengajaran yang
tidak tepat. Brunner mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah preskriptif
dan teori belajar adalah deskriptif.Prespektif karena tujuan teori pembelajaran
adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal. Dan deskriptif karena
tujuan utama teori belajar adalah memerikan proses belajar. Teori belajar
menaruh perhatian pada hubungan di antara variabel-variabel yang menentukan
hasil belajar, atau bagaimana seseorang belajar. Sedangkan teori pembelajaran
menaruh perhatian bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal
belajar, atau upaya mengont variabel dalam teori belajar agar dapat memudahkan
belajar.
c.
Lembaga
Proses
pendidikan berlangsung dalam lembaga, baik berupa sekolah, rumah tangga,maupun
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sekolah adalah suatu lembaga yang secara formal
bertanggung jawab atas keberlangsungan proses pendidikan. Dalam suatu lembaga
tersebut terjadi proses belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik.
Pada
hakekatnya lembaga penndidikan adalah suatu sarana yang diberikan oleh Tuhan
untuk mewujudkan rencana penyelamatan atau pembaharuan manusia dan
dunia.Lembaga pendidikan bukanlah satu-satunya tempat untuk memperoleh
kehidupan yang layak, walaupun kehidupan seorang guru harus selalu
diperhatikan.Lembaga pendidikan juga dijadikan oleh seorang guru atau pendidik
untuk belajar bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan, memutuskan sesuatu
secara bijaksana.
Lembaga
pendidikan dijadikan sebagai tempat untuk menuntut ilmu, dan mencari pengalaman
seluas-luasnya sehingga seseorang tersebut memiliki wawasan yang sangat tinggi
atau luas sehingga bias mengeluarkan atau outputnya berkuwalitas sehingga bisa
bersaing dalam dunia globalisasi dan bias membawa nama baik suatu lembaga
dimana dia memperoleh pengetahuan tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar