Minggu, 25 Desember 2016

Wawasan Kependidikan Guru



Teknologi pendidikan yang berkembang dilingkungan pendidikan di Indonesia adalah tekhnologi yang berorientasi pada kemampuan.Pendidikan berusaha untuk meningkatkan kemampuan peserta didik pada taraf tertentu.Untuk itu dibutuhkan tekhnologi yang sesuai.Seorang guru dituntut untuk penguasaan terhadap berbagai kemampuan sebagai guru yang professional terhadap bidangnya.Dalam perkembangan yang demikian, ada kecendrungan bahwa guru lebih mementingkan hal-hal yang bersifat tekhnis mekanis belaka, seperti teknik perumusan tujuan pengajaran, teknik penyusunan satuan pelajaran, dan teknik evaluasi.
Kecendrungan seperti ini menghasilkan hal-hal yang lebih prinsipil yang merupakan misi dari pendidikan itu sendiri, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya. Proses pendidikan cenderung menjadi usaha merekayasa manusia yang mengarah pada domestikasi (penjinakan). Peran guru dalam kegiatan belajar mengajar tidaklah hanya sekedar menjalankan proses belajar mengajar secara tekhnis mekanis menurut ketentuan yang ada, tetapi seorang guru adalah seorang yang melaksanakan suatu tugas dan memiliki tanggung jjawab atas tugas tersebut, dan terganntung pada sikap dan pandangannnya secara pribadi terhadap tugas yang dihadapinya. Dengan kata lain tergantung pada wawasan kependidikan yang dimilikinya.
Wawasan kependidikan guru pada hakikatnya menunjuk pada cara seorang guru melihat dirinya sendiri dan tugas-tugasnya itu bersumber pada pandangan hidup yang dimiliki olehnya. Dari pernyataan diatas, wawasan kependidikan seorang guru yaitu bagaimana ia melihat hakikat dirinya dan tugas-tugasnya,tergantung pada pandangannya terhadap teos, kosmos dan antropos.
1.      Pandangan terhadap Teos atau Tuhan
Pandangan terhadap teos berbeda-beda menurut agama yang dianut oleh yang bersangkutan.Menurut ajaran Kristen, manusia tidak dapat mengenal Allah atas usahanya sendiri kecuali Allah menyatakan diri-Nya sendiri kepada manusia. Dengan kata lain, manusia hanya dapat mengenal Allah melalui pernyataan Allah itu ssendiri.




2.      Pandangan terhadap Alam semesta
Pandanganseorang guru terhadap alam semesta berbeda-beda dengan tergantung dari karakter dan wawasan yang dimiliki oleh setiap pendidik.Pandangan terhadap alam semesta juga berbeda dengan agama yang dianut oleh setiap pemeluknya.Kekuatan global juga mengandung prinsip-prinsip : individualisme, sekulerisme dan materialisme yang menghendakiindividu selalu bersaing terhadap yang lain untuk memperoleh kemakmuran material, menjadi kaya dan berkuasa, sesuai dengan sifat dari hedonisme itu, yakni mengejar kemewahan dan untuk memuaskan nafsu duniawi.
Peranan seorang guru atau pendidik dalam era globalisasi sangatlah penting, karena tanpa adanya seorang pendidik dengan wawasan yang luas maka tidak akan tercipta suatu tempat yang sesuai dengan keinginan. Dengan adanya seorang pendidik dengan wawasan yang luas maka akan tercipta suatu output yang bertanggungjawab atas alam semesta atau dunia globalisasi ini.
3.      Implikasinya terhadap pendidikan
Perkembangan teori belajar cukup pesat.Berikut ini adalah teori belajar dan aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran.Pertama aliran tingkah laku (Behavioristik), belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.Perubahan perilaku dapat berujud sesuatu yang kongkret atau yang non kongkret, berlangsung secara mekanik memerlukan penguatan.Tokoh dalam aliran ini adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner.
Aplikasi teori belajar behavioristik dalam pembelajaran, tergantung dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat meteri pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.Kedua aliran kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku, menekankan pada gagasan bahwa pada bagian-bagian suatu situasi berhubungan dengan konteks seluruh situasi tersebut. Pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang bersinambungan dengan lingkungan. Tokoh aliran ini Piaget, David Ausebel, Brunner.
Aplikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran, guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda kongkret, keaktifan siswa amat dipentingkan, guru menyususun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks, guru menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatikan perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan siswa. Ketiga aliran humanistik, belajar adalah menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat eklektik, tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Dalam praktiknya menggunakan teori belajar Ausebel, teori Bloom, Kolb, dll.Aplikasi teori humanistik dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.
Keempat teori belajar menurut aliran kontemporer, Teori kontemporer yang bermunculan saat ini banyak sekali di antaranya teori belajar sibernetik.Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru, jika dibandingkan dengan teori-teori belajar yang sudah dibahas sebelumnya.Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi.Menurut teori Sibernetik (Budiningsih, 2005:80-81), belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses bagaimana proses belajar akan berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari. Tokoh teori ini Gage dan Berliner, Biehler, Snoman, Baine, dan Tennyson.Aplikasi teori ini, untuk mendukung proses pembelajaran dalam kegiatan belajar hendaknya menarik perhatian, memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa, merangsang ingatan pada prasyarat belajar, menyajikan bahan perangsang, memberikan bimbingan belajar, mendorong unjuk kerja, memberikan balikan informatif, menilai unjuk kerja, meningkatkan retensi dan alih belajar. Dengan memahami berbagai teori belajar, prinsip-prinsip pembelajaran dan pengajaran, pendidikan yang berkembang di bangsa kita niscaya akan menghasilkan out put-out put yang berkualitas yang mampu membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
a.      Guru dan peserta didik
Peranan seorang guru dalam dunia pendidikan sangatlah penting, karena tanpa adanya seorang guru maka tidak akan tercipta suatu proses pembelajaran yang efektif dan efesien. Adapun fungsi atau peranan guru atau pendidik tidak hanya untuk menyampaikan materi pembelajaran, namun berperan sebagai pemberi motivasi kepada peserta didik.Guru juga berperan sebagai administrator dan organisator dalam sebbuah kelas yang dibimbingnya. Guru sebagai administrator artinnya seorang guru mampu mengadministrasi atau mengatur bagaimana proses pengeluaran dari peserta didik serta guru sebagai organisator artinya seorang guru mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif maksudnya adalah seorang guru tersebut mampu mengelola kelas dengan sebaik-baiknya. Sedangkan peserta didik itu wajib untuk menghormati dan mentaati aturan yang sudah diberikan oleh seorang peserta didiknya.
Peserta didik juga berhak untuk mengeluarkan pendapat ketika sedang proses pembelajaran sesuai dengan materi yang diberikan.
b.      Belajar mengajar
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikiann akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat(Hamalik, 2004: 79).
Pendidikan juga diartikan sebagai upaya manusia secara historis turun-temurun, yang merasa dirinya terpanggil untuk mencari kebenaran atau kesempurnaan hidup (Salim, 2004:32).Menurut Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar merekadapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa.Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagaisuatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa. Antara pendidikan, pembelajaran dan pengajaran saling terkait. Pendidikan akan dapat mencapai tujuan jika pembelajaran bermakna dengan pengajaran yang tepat. Sebaliknya pendidikan tidak akan mencapi tujuan jika pembelajaran tidak bermakna dengan pengajaran yang tidak tepat. Brunner mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif.Prespektif karena tujuan teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal. Dan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah memerikan proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan di antara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar, atau bagaimana seseorang belajar. Sedangkan teori pembelajaran menaruh perhatian bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar, atau upaya mengont variabel dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.
c.       Lembaga
Proses pendidikan berlangsung dalam lembaga, baik berupa sekolah, rumah tangga,maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sekolah adalah suatu lembaga yang secara formal bertanggung jawab atas keberlangsungan proses pendidikan. Dalam suatu lembaga tersebut terjadi proses belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik.
Pada hakekatnya lembaga penndidikan adalah suatu sarana yang diberikan oleh Tuhan untuk mewujudkan rencana penyelamatan atau pembaharuan manusia dan dunia.Lembaga pendidikan bukanlah satu-satunya tempat untuk memperoleh kehidupan yang layak, walaupun kehidupan seorang guru harus selalu diperhatikan.Lembaga pendidikan juga dijadikan oleh seorang guru atau pendidik untuk belajar bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan, memutuskan sesuatu secara bijaksana.
Lembaga pendidikan dijadikan sebagai tempat untuk menuntut ilmu, dan mencari pengalaman seluas-luasnya sehingga seseorang tersebut memiliki wawasan yang sangat tinggi atau luas sehingga bias mengeluarkan atau outputnya berkuwalitas sehingga bisa bersaing dalam dunia globalisasi dan bias membawa nama baik suatu lembaga dimana dia memperoleh pengetahuan tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar