Minggu, 11 Desember 2016

Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik



Konsep-konsep dasar yang berkenaan dengan perkembangan peserta didik adalah pertumbuhan, kematangan, kedewasaan, perkembangan dan perkembangan yang normal. Pada dasarnya perkembangan merujuk pada perubahan fisik yang meliputi perkembangan biologis dasar (pembuahan ovum oleh sperma) dan perkembangan psikis meliputi kognitif, emosi, sosial, dan moral.
A.                Pengertian Peserta Didik
Dalam arti luas, peserta didik adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah (Sinolingan, 1997). Ia juga mengatakan bahwa peserta didik adalah makhluk totalitas, yakni termasuk (a) Makhluk religious, yang mengakui akan kuasa Tuhan, (b) Makhluk sosial, yang membutuhkan orang lain, (3) Makhluk individu, yang memiliki keunikan. Jadi dalam memperlakukan peserta didik hendaklah utuh, dan melihat mereka sebagai satu kesatuan yang unik dan terkait.
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 4, peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan. Jadi kesimpulannya, peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, individu yang sedang berkembang, individu yang membutuhkan bimbingan dan individu yang memiliki kemampuan utnuk mandiri.
Peserta didik juga disebut siswa, merupakan sebutan untuk anak didik  pada jenjang pendidikan dasar dan juga menengah. Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja yang diberikan oleh gurusaat kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Siswa digambarkan sebagai seorang sosok yang membutuhkan orang lain untuk memporeleh ilmu pengetahuan.
Peserta didik yang pada umumnya merupakan individu yang memiliki potensi yang dirasa perlu dikembangkan melalui pendidikan baik pisik maupun psikis, dari lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat dimanapun ia berada. Seorang peserta didik akan diajarkan bagaimana cara bersikap yang baik serta etika yang sopan untuk berinteraksi pada masyarakat lainya. Tentu saja hal tersebut tidak dapat melupakan peran pendidik sebagai sumber ilmu dan salah satu, seorang unsut terpenting dari pendidikan. Seorang pendidik harus memahami dengan betul karakter yang ada pada peserta didiknya. Pendidik juga harus mengerti bagaimana cara mengasah  potensi yang ada pada peserta didiknya.
Ia juga mengunkapkan bahwa peserta didik juga membutuhkan bimbingan untuk menjadi pribadi yang lebih baik di depan tuhan serta di depan Negara sebagai warga Negara yang baik. Dengan demikian siswa atau peserta didik dapat dikatakan   orang yang mempunyai fitrah atau potensi dasar yang ada dalam dirinya, berupa fisikmaupun yang perlu dikembangkan melalui pendidikan.
B.     Tahap-tahan dan Ciri Perkembangan Anak
Perkembangan manusia memiliki beberapa tahapan, yakni masa bayi, masa kanak-kanak, masa puber, masa remaja, dan akhirnya dewasa. Berikut penjelasannya:
1.                  Tahap Perkembangan Biologis
a.      Masa Prenatal
Masa prenatal adalah masa dimana sang anak masih dalam kandungan, yang dibagi menjadi 3 tahap yaitu : masa pengalihan gen dari orang tua ke anak, pembentukan organ tubuh dan jenis kelamin, dan lingkunan yang dipengaruhi kondisi psikis sang ibu.
b.      Masa Bayi
·         Infancy (orok): Selama 2 minggu sejak lahir
1)      Masa partunatal, yaitu 30 menit setelah kelahiran bayi
2)      Fase neonatal, yaitu setelah plasenta atau ari-ari dipotong, hingga bayi dapat berdiri sendiri sebagai individu
·         Babbyhood (bayi): 2 tahun setelah masa jabang bayi
Pada masa ini merupakan masa pembentukan kepribadian sang anak.
c.       Masa Kanak-kanak Awal
Berlangsung dari umur 2 tahun hingga 6 tahun. Ini merupakan masa sulit, karena anak menjadi susah di control dan mulai sadar dia biasa melakukan apakun tanpa bantuan dan merasa tidak harus tunduk pada lingkungan. Ciri: semakin baik dalam penggunaan organ tubuh, cerewet, bermain dengan teman sebaya dan berjenis kelamin sama, namun pada akhir masa ini anak sudah mulai bisa diatur dan siap masuk sekolah. Perkembangan fisik mulai berjalan lamban, tetapi banyak keterampilan, seperti disekolah,bermain dan mengurus diri sendiri.
d.      Masa Kanak-kanak Akhir
Berlangsung sejak anak usia 6 tahun hingga organ seksualnya masak, umumnya 12-13 tahun untuk wanita dan 14-15 tahun untuk pria. Anak-anak mulai belajar mandiri, norma-norma absolute kini menjadi relatif, dan suka membanding-bandingkan dengan apa yang dia punya serta dalam ini suka membantah.
e.       Masa Pubertas (Akhil Baligh)
Masa pubertas ditandai dengan masaknya organ reproduksi, secara fisik sudah siap untuk beranak pinak dan mulai menyukai lawan jenis. Dalam masa ini merupakan masa tumpang tindih dan sulit dibandingkan dengan masa sebelumnya bagi individu. Hal ini ditandai dengan menstruasi bagi wanita atau mimpi basah (wet dream) pada pria, dan hal ini harus dibekali agar anak menjadi malu dan rendah diri.
f.       Masa Remaja (Adolescence)
Masa remaja dibagi menjadi 2 yaitu: masa remja awal sekitar usia 13-17 tahun, dan masa remaja akhir sekitar usia 17-18 tahun. Masalah yang sering timbul yakni, takut gemuk, ingin punya kumis atau jenggot, dan menganggap teman adalah segalanya. Ciri : terlihat pada perilaku sosialnya, teman sebaya memiliki arti sangat penting membentuk komunitas (Peer group), hal ini yang dimana membentuk pola perilaku dan nilai-nilai baru yang mengantikan pola-pola yang dipelajari dirumah.
g.      Masa Dewasa Awal (Early Adulthood)
Masa ini berkisar antara usia 18-40 tahun, ini adalah masa pemantapan diri terhadap pola hidup baru atau keluarga. Banyak kegiatan yang mulai ditinggalkan, seperti hura-hura, nongkrong. Memikirkan hal-hal yang lebih penting, seperti memlilihpasangan hidup dan menjadi cita-cita lebih rill. Sikap remaja yang ekstrem mulai menghilang dan memutuskan masalah dengan sendiri, lebih tenang, dan menempatkan dirinya sebagai orang dewasa seutuhnya.
h.      Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood/Middle Age)
Berkisar antara 40-60 tahun, umumnya sudah memiliki kehidupan yang mapan, berkeluarga dan memiliki beberapa anak. Dalam masa ini pria dan wanita karier merupakan masa puncak keberhasilan, tapi bermunculan berbagai penyakit fisik.
i.        Masa Usia Lanjut ( Late Adulthood/Old Age)
Pada usia 60 tahun ke atas, masa dimana mensyukuri yang sudah dicapai pada masa sebelumnya, namun kondisi fisiknya sudah banyak menurun bahkan sudah pensiun. Timbul berbagai macam masalah, baik ekonomi, status social, ditinggalkan pasangan, serta perubahan nilai-nilai yangbegitu cepat.
2.      Tahap Perkembangan Berdasarkan Didaktif
Dasar yang digunakan para ahli untuk menentukan pembagian tahap perkembangan manusia ini ialah tingkat-tingkat perkembangan anak dari bagaimana cara bagaimana mendidiknya dengan cara-cara tertentu. Keduatahap tersebut diatas dilaksanakan secara bersama-sama. Salah satu tokoh yang mengadakan pembagian ini ialah Jean Jacques Rousseau berpendapat bahwa perkembangan manusia itu mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan tahapan yang lain. Adapun tahapannya ialah:
·            Tahap 1 : dari umur 0-2 tahun (tahap asuhan)
·            Tahap 2 : dari umur 2-12 tahun (tahap pendidikan jasmani dan panca indra)
·            Tahap 3 : dari umur 12-15 tahun (tahap pendidikan akal fikiran)
·            Tahap 4 : dari umur 15-20 tahun (tahap pembentukan watak dan pendidikan agama)
3.      Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologi
Para ahli yang mengikuti pendapat ini menyatakan bahwa tahap perkembangan manusia itu mendasarkan diri kepada perkembangan keadaan psikologis pada suatu tertentu. Golongan yang menjadi pelopr dalam tahap perkembangan ini adalah Oswald Kroh ini  berpendapat bahwa pengalaman-pengalaman psikologi umumnya ditentukan oleh kegoncangan yang memadai tahap yang lain. Dengan demikian, kroh membagi menjadi 3 tahapan pada perkembangan psikologi, yaitu:
·         Tahap 1 : mulai umur 0-3 tahun, yang biasanya disebut juga masa kanak-kanak awal
·         Tahap 2 : mulai umur 3-13 tahun yang disebut juga masa keserasian sekolah.
·         Tahap 3 : mulai usia 13-akhir masa remaja. Yang biasanya disebut masa kematangan. Umtuk menentukan umur berapa berakhirnya masa remaja itu, tidak dapat ditentukan dengan pasti tetapi pada umumnya sebagai perkiraan pada umur 21 tahun.
C.          Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
a.       Bakat atau pembawaan. Anak dilahirkan membawa bakat-bakat tertentu  (music, seni, agama, akal yang tajam)
b.      Sifat-sifat keturunan yang individu dipusatkan dari orang tua atau nenek moyang dapat berupa fisik dan mental mengenaik fisiknya  (fisik:hidung mancung, bentuk badan, penyakit). Sedangkan mengenai mental, yaitu sifat pemalas, sifat pemarah,pendiam dan sebagainya.
c.       Dorongan dan insting
Dorongan adalah kodrat hidup yangmendorong manusia melaksanakan sesuatu yang bertindak pada saatnya. Sedangkan insting atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu tersembuni yang menyuruh atau membisikan kepada manusia bagaimana cara-cara melaksanakan dorongan batin. Selain itu, terdapat beberapa factor yang dapat memengaruhi perkembangan peserta didik, yakni :
1.                                                          Faktor Internal
1)      Kondisi fisik : terjadi pada masa pembetukan sel terdapat banyak factor yang dapat memengaruhi kondisi janin selain keunikan yang sudah dimiliki orang tua.
2)      Kondisi psikis : merupakan ranah perkembangan individu yang menyangkut aspek fisik, intelektual, yaitu kognitif dan bahasa, emosi dan sosial moral.
2.                                                          Factor Eksternal
a.                   Lingkungan fisik : mencakup keamanan, cuaca, keadaan geografis, sanitasi atau kebersihan lingkungan serta keadaan rumah seperti ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian.
b.                   Lingkungan non fisik : meliputi keluarga, pendidikan dan masyarakat. Seperti pola asuh, serta kasih sayang dari orang tua.
D.    Perkembangan Masa Hidup Anak
1.      Perkembangan Anak dari Segi Psikologi
Masa hidup seseorang dapat dibagi menjadi beberapa tahap perkembangan dengan tingkat kematangan tertentu, meliputi :
·         Masa bayi: 0-2 tahun,
·         Masa anak: masa balita, pra sekolah,
·         Masa  anak sekolah,
·         Masa  praremaja,
·         Masa remaja,
·         Masa dewasa : dewasa muda,
·         Dewasa madya, dan 
·         Dewasa lanjut
Lebih lanjut dalam pembahasan ini akan dibahas mengenai perkembangan pada masa anak-anak, yang meliputi berikut ini:
a.      Masa Balita, Masa Prasekolah (2-5 tahun)
Pada  masa ini, pertumbuhan fisik berjalan terus. Pertumbuhan tidak sama dengan bertambahnya besar tubuh secara beraturan, melainkan suatu penambahan yang serasi, sehingga anak merupakan suatu kesatuan yang utuh, contoh, walaupun pada masa perkembangan tertentu tinggi badan anak menjadi dua kali tinggi badan waktu lahir, akan tetap  kepalanya tidak menjadi dua kali lebih besar.
Perkembangan gerakan berubah menjadi lebih luwes. Kemampuan berbicara bertambah maju dan perbedaharaan kata bertambah banyak. Anak sudah dapat berjalan dan bicara, maka lingkungan social bertambah luas karena ia bermain dengan teman-teman di luar lingkungan keluarganya.
Pada masa kanak-kanak, pertumbuhan yang paling mudah untuk diamati adalah pertumbuhan motoric atau gerak, pada perkembangan motoric, unsur-unsur yang berkembang ialah otot, syaraf dan otak. Motoric anak berbeda dengan motoric orang dewasa, cara anak memegang biasanya asal saja, cara berjalan anak seolah seluruh tubuhnya ikut bergerak, cara menyepak anak juga kedua tangannya maju ke depan secara berlebihan.
b.      Masa Anak Sekolah (6-12 tahun)
Pada masa ini, anak memasuki masa belajar di dalam dan  di luar sekolah. Anak belajar di sekolah, tetapi membuat latihan perkerjaan rumah yng mendukung hasil belajar di sekolah. Banyak aspek perilaku dibentuk melalui penguatan verbal, keteladanan dan identifikasi. Anak-anak pada masa perkembangan ini harus menjalani tugas-tugas perkembangan sebagai berikut:
·         Belajar keterampilan fisik untuk permainan biasa
·         Membentuk sikap sehat tentang dirinya sendiri
·         Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya
·         Belajar peranan jenis yang sesuai dengan jenisnya
·         Membentuk keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung
·         Membentuk hati nurni, nilai moral dan nilai sosial.
·         Memiliki kebebasaan pribadi
·         Membentuk sikap-sikap terhadap, kelompok-kelompok social dan lembaga-lembaga.
·         Membentuk konsep-konsep yangperlu untuk hidu sehari-hari.
Dalam perkembangan ini, anak tetap memerlukan penambahan pengetahuan melalui belajar. Belajar secara sistematis di sekolah dan mengembangkan sikap, kebiasaan dalam keluarga. Anak perlu memperoleh perhatian dan pujian perilaku atas prestasi-prestasinya yang baik, baik dirumah maupun di sekolah.
c.       Masa Anak Tanggung: Praremaja (10-12 tahun)
Pada masa ini anak mulai berfikir kritis, selalu menanyakan sebab dan akibat bahkan menyanggah pendapat orang lain. Pada masa ini mudah terjadi identifikasi yang sifatnya emosional terhadap teman sebaya yang sejenis. Minat dan aktivitasnya mulai mencerminkan jenisnya secara lebih jelas pengendalian emosi atau kesedian bertanggung jawab lebih terlihat melalui perbuatan dan tindakan. Perkembangan anak bertanggung dengan cepat disertai dorongan kuat untuk ekspansi diri dan berpetualang karena  merasa bisa dan tangkas.
E.     Kematangan dan Perkembangan Pengalaman Peserta Didik
Perkembangan yang dialami peserta didik membawa mereka kea rah kematangan. Kematangan ini akan tercapai jika sudah menemukan pegangan atau nilai-nilai yang mereka cari, yaitu menjelang akhirnya masa remaja dan mulainya masa dewasa. Para ahli perkembangan psikologi mengatakan bahwa pengalaman merupakan factor terpenting yang akan memengaruhi perkembangan anak. Kondisi lingkungan yang ekstrem akan berpengaruh terhadap perkembangan anak. Kaum interaksionis mempercai bahwa hampir semua kualitas fisik dan psikis individu merupakan hasil dan pengaruh pembawaan dan lingkungan misalnya :
·         Tinggi badan anak tergantung kepada rancangan genetic yang diturunkan dari orang tuanya (pembawaan);
·         Tinggi badan anak juga tergantung pada gizi dan latihan yang diperoleh selama proses pertumbuhan (lingkungan);
·         Perkembangan kognisi anak tergantung kepada taraf intelegensi yang dimiliki (pembawaan)
·         Perkembangan kognisi tergantung pada kualitas pengalaman belajar yang diperoleh selama hidupnya (lingkungan);
·         Anak secara biologis sudah terprogram untuk belajar bahwa (pembawaan); dan
·         Anak hanya akan belajar bahasa yang didengarnya (lingkungan)
F.     Implikasi Pertumbuhan/Perkembangan/Kematangan Peserta Didik Terhadap Proses Pembelajaran
Chaplin mengartikan kematangan menjadi sebagai: (1) perkembangan, proses pencapaian kemasakan atau usia masak; (2) proses perkembangan, yang dianggap berasal dari keturunan atau merupakan tingkah laku khusus spesies. Menurut Zigler dan Stevenson (1993), kematangan adalah the orderly physiological changes that occur in all species over time and that appear to unfold according to a genetic blue print.
Dari beberapa pernyataan diatas maka dapat ditarik implikasi pertumbuhan atau perkembangan atau kematangan peserta didik terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut.
·         Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang berada dalam lingkungan hidup itu.
·         Interaksi manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan.
·         Dalam interaksi sosial, sejak lahir manusia sudah mennjadi anggota kelompok sosial yang dalam hal ini ialah keluarga.
·         Atas dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik, terutama orang tua, maka anak senantiasa berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses pertumbuhan dan perkembangannya.
·         Setelah umur kronlogis mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai bebagai kematangan intelektual, sosial, emosional serta kemampuan jasmani yang lain.
·         Kematangan sosial merupakan kiasan bagi kematangan intelektual, karena perkembangan kecerdasan berlangsung dalam lingkungan sosial terssebut.
·         Kematangan emosional meliputi kematangan sosial, dan kematangan intelektual, karena sebagian tigkah laku manusia dikuasai atau ditentukan oleh kondisi perasaannya.
·         Kematangan jasmani merupakan dasar yang meliputi semua kematangan.
·         Pendidikn yang berkecimpung di dalam pengasuhan anak dalam perkembangan di masa kanak-kanak hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segi kematangan jasmani dan rohani anak dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
·         Hasil-hasil belajar yang mendasari hidup bermasyarakat banyak dicapai oleh anak dalam keluarga, terutama semasa masih kanak-kanak, yaitu sikap dan pola tingkah laku terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.
·         Iklim emosional yang menjiwai keluarga itu meliputi; hubungan emosional antara keluarga, kadar kebebasan menyatakan diri dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan.
·         Seorang anak dimana anak sekolah adalah seorang realis yang hendak mengenal kenyataan disekitarnya menurut keadaan senyatanya atau objektif apa adanya.
·         Pada umumnya anak masa sekolah dan masa remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang semakin kuat dan sehat. Sedangkan, dalam segi rohani ia mengalami perkembangan pengetahuan dan kemampuan berpikir yang pesat pula karena ditunjang oleh hasrat belajar yang sehat serta ingatan yang kuat.
·         Pemahaman guru terhadap minat dan perhatian peserta didik sangat bermanfaat dalam perencanaan program-program pendidikan maupun pengajaran.
·         Karakteristik umum pertumbuhan atau perkembangan peserta didik ialah diikuti dengan kegelisahan, pertentangan, keinginan mencoba segala sesuatu, menghayal dan aktifitas berkelompok.
1.      Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Bagi anak usia sekolah dasar, perkembangan, kematangan dan pertumbuhan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yaitu:
a.      Perkembangan Intelektual
Pada usia dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual kognitif seperti membaca menulis dan berhitung.
b.      Perkembangan Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi manusia dengan orang lain, anak usia sekolah dasar kemampuan bahasanya semakin berkembang sehingga dengan perkataan itu anak menjadi matang.
c.       Perkembangan sosial
Pada usia ini, anak sudah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dapat bekerja dalam kelompok.
d.      Perkembangan Emosi
Kemampuan anak dalam mengontrol emosi didapatkan melalui pelatihan dan peniruan, anak selalu meniru orang tuanya dan gurunya, jadi kita sebagai guru haruslah menciptakan suasana yang efektif untuk belajar.
e.       Perkembangan Emosional
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan keluarga. Paada usia sekolah dasar anak sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya.



f.       Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Pada masa ini, perkembangan penghayatan anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·         Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman pada indicator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya.
·         Penghayatan rohani semakin mendalam.
·         Periode usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya.
g.      Perkembangan Motorik
Seiring dengan perkembangan fisiknya yang semakin matang, maka perkembangan motoric anak sudah terkoordinasi dengan baik. Sesuai dengan perkembangan fisik (motoric), maka di kelas-kelas permulaan sangat tepat diajarkan:
·         Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar
·         Keterampilan dalam mempergunakan alat-alat olah raga
·         Gerakan untuk meloncat, berlari, berenang dan sebagainya
·         Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan, ketertiban dan kedisiplinan.



Sumber : Buku Psikologi Perkembangan Peserta Didik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar