Prestasi
dan Motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, keduanya ibarat
dua sisi mata uang yang saling memberikan harga. Sebagaimana kata peribahasa,
“Motivasi bukanlah segala-galanya dalam meraih prestasi atau kesuksesan
seseorang, tetapi segalanya tidak mungkin terjadi tanpa adanya motivasi”.
Didunia
pendidikan, motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam upaya membangun
hasrat (passion) anak belajar dan meraih prestasi terbaiknya. Sebaliknya jika belajar atau sekolah tanpa dibumbui dengan motivasi
maka akan terasa sangat hambar dan tidak menggairahkan.
Jika kita
cermati , berbagai
penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh para pelajar, seperti pergaulan
bebas, geng motor, tawuran antar pelajar sampai pada tindak kriminal adalah karena
mereka tidak memiliki motivasi yang kuat sebagai pelajar atau siswa yang
tugas utamanya adalah, mencari ilmu, mengembangkan diri guna masa depan yang
lebih baik. Terlebih sebagai generasi penerus, yang akan mengantikan orangtua
mereka. Namun ketika para pelajar sadar akan peran dan statusnya dan memiliki
motivasi yang kuat untuk belajar maka yang terjadi adalah semangat belajar,
mencari ilmu mengembangkan diri dan meraih prestasi setinggi-tingginya.
Profil
siswa jika dilihat dari perpaduan antara kemampuan, kemauan dan prestasinya
maka terbagi pada 5 model siswa.
1. Siswa yang tidak ada apa-apanya
Siswa model pertama ini adalah
siswa dengan motivasi yang sangat rendah, kemampuannya tidak terasah dan
prestasinya nol besar. Status pelajar hanyalah sebutan dan formalitas belaka.
Siswa seperti inilah yang sering terbawa arus negatif (kabawa kusakaba-kaba).
2. Siswa yang apa adanya
Siswa model kedua ini siswa yang
tingkat motivasinya pas-pasan, prestasinya pun apa adanya. Mereka belajar
kalau ada ulangan dan “PR”. Inisiatifnya rendah, di kelas lebih banyak
ngobrolnya daripada belajar dan bertanya pada guru.
3. Siswa yang ada-ada saja
Siswa model ketiga ini, lebih
banyak usilnya daripada usulnya lebih banyak negatif ketimbang positifnya.
Siswa yang ada-ada saja inilah yang lebih banyak berbuat kriminal dan
peyimpangan perilaku seperti, pesta miras, pergaulan bebas, geng motor,
pengguna dan pengedar NARKOBA, anarkisme dan lain-lain. Motivasinya untuk
prestasi sangat rendah beralih pada motivasi negatif.
4. Siswa yang ada lebihnya
Siswa model keempat ini sadar akan
statusnya sebagai pelajar dan memiliki motivasi yang cukup untuk belajar dan
berprestasi. Tetapi tipe siswa model ini masih harus terus didorong
motivasinya agar lebih baik lagi, siswa yang ada lebihnya disamping giat
belajar dengan penuh kesungguhan juga dan biasanya ikut aktif dalam
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler disekolah maupun kegiatan di sekitar
rumahnya. Seperti : Karang Taruna atau Pemuda Masjid.
5. Siswa yang adanya, lebih dari
sekedar ada
Siswa tipe inilah siswa yang
memiliki motivasi yang super, siswa model ini siswa yang memilliki kesadaran
prima tentang visi dan misi hidupnya sebagai pelajar, sadar akan orientasi
hidupnya dimasa depan, sadar pada situasi kondisi dimana dia hidup, dan sadar
pada fungsi dirinya. Sebagai pelajar yang memiliki tugas sebagai generasi
penerus di masa depan.
Tugas kita
para guru dan orang tua serta orang dewasa lainnya untuk terus membantu para
siswa agar memiliki semangat dan motivasi yang super dalam menjalani hidup
dan menyiapkan diri untuk masa depannya. Memang, motivasi terbaik adalah
motivasi yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri (intrinsik motivation),
tetapi tidak ada salahnya dipadukan dengan motivasi yang berasal dari luar (ektrinsik
motivation). Selama hal itu positif dan konstruktif, tentu tidak ada
salahnya.
Sumber :
Drs. Rustana Adhi – Guru SMP PGII 1 Bandung
|
Minggu, 25 Desember 2016
Membangun Motivasi Siswa dalam Belajar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar