Minggu, 25 Desember 2016

Membangun Motivasi Siswa dalam Belajar


Prestasi dan Motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, keduanya ibarat dua sisi mata uang yang saling memberikan harga. Sebagaimana kata peribahasa, “Motivasi bukanlah segala-galanya dalam meraih prestasi atau kesuksesan seseorang, tetapi segalanya tidak mungkin terjadi tanpa adanya motivasi”.

Didunia pendidikan, motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam upaya membangun hasrat (passion) anak belajar dan meraih prestasi terbaiknya. Sebaliknya jika belajar atau sekolah tanpa dibumbui dengan motivasi maka akan terasa sangat hambar dan tidak menggairahkan.

Jika kita cermati , berbagai penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh para pelajar, seperti pergaulan bebas, geng motor, tawuran antar pelajar sampai pada tindak kriminal adalah karena mereka tidak memiliki motivasi yang kuat sebagai pelajar atau siswa yang tugas utamanya adalah, mencari ilmu, mengembangkan diri guna masa depan yang lebih baik. Terlebih sebagai generasi penerus, yang akan mengantikan orangtua mereka. Namun ketika para pelajar sadar akan peran dan statusnya dan memiliki motivasi yang kuat untuk belajar maka yang terjadi adalah semangat belajar, mencari ilmu mengembangkan diri dan meraih prestasi setinggi-tingginya.

Profil siswa jika dilihat dari perpaduan antara kemampuan, kemauan dan prestasinya maka terbagi pada 5 model siswa.

1.      Siswa yang tidak ada apa-apanya
Siswa model pertama ini adalah siswa dengan motivasi yang sangat rendah, kemampuannya tidak terasah dan prestasinya nol besar. Status pelajar hanyalah sebutan dan formalitas belaka. Siswa seperti inilah yang sering terbawa arus negatif (kabawa kusakaba-kaba).

2.      Siswa yang apa adanya
Siswa model kedua ini siswa yang tingkat motivasinya pas-pasan, prestasinya pun apa adanya. Mereka belajar kalau ada ulangan dan “PR”. Inisiatifnya rendah, di kelas lebih banyak ngobrolnya daripada belajar dan bertanya pada guru.

3.      Siswa yang ada-ada saja
Siswa model ketiga ini, lebih banyak usilnya daripada usulnya lebih banyak negatif ketimbang positifnya. Siswa yang ada-ada saja inilah yang lebih banyak berbuat kriminal dan peyimpangan perilaku seperti, pesta miras, pergaulan bebas, geng motor, pengguna dan pengedar NARKOBA, anarkisme dan lain-lain. Motivasinya untuk prestasi sangat rendah beralih pada motivasi negatif.

4.      Siswa yang ada lebihnya
Siswa model keempat ini sadar akan statusnya sebagai pelajar dan memiliki motivasi yang cukup untuk belajar dan berprestasi. Tetapi tipe siswa model ini masih harus terus didorong motivasinya agar lebih baik lagi, siswa yang ada lebihnya disamping giat belajar dengan penuh kesungguhan juga dan biasanya ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler disekolah maupun kegiatan di sekitar rumahnya. Seperti : Karang Taruna atau Pemuda Masjid.

5.      Siswa yang adanya, lebih dari sekedar ada
Siswa tipe inilah siswa yang memiliki motivasi yang super, siswa model ini siswa yang memilliki kesadaran prima tentang visi dan misi hidupnya sebagai pelajar, sadar akan orientasi hidupnya dimasa depan, sadar pada situasi kondisi dimana dia hidup, dan sadar pada fungsi dirinya. Sebagai pelajar yang memiliki tugas sebagai generasi penerus di masa depan.

Tugas kita para guru dan orang tua serta orang dewasa lainnya untuk terus membantu para siswa agar memiliki semangat dan motivasi yang super dalam menjalani hidup dan menyiapkan diri untuk masa depannya. Memang, motivasi terbaik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri (intrinsik motivation), tetapi tidak ada salahnya dipadukan dengan motivasi yang berasal dari luar (ektrinsik motivation). Selama hal itu positif dan konstruktif, tentu tidak ada salahnya.

Sumber :
Drs. Rustana Adhi – Guru SMP PGII 1 Bandung



Tidak ada komentar:

Posting Komentar