Manusia adalah makhluk yang luar biasa. Karenanya,
tidak mengherankan makhluk tersebut (baca: manusia) telah dijadikan objek studi
dari semenjak awal kemunculannya hingga kini dan sangat mungkin berlangsung
demikian sampai seterusnya. Dapat dilihat hampir semua lembaga pendidikan
tinggi mengkaji manusia, karya dan dampak daripada karyanya terhadap masyarakat
dan lingkungan hidupnya.
Para ahli telah mengkaji manusia menurut bidang
studinya masing-masing. Ini terbukti dari banyaknya penamaan atau pengistilahan
kepada ‘manusia’, Thomas Hobbes, seorang filsuf Inggris, menyatakan the
whole of man in mechanical terms, Hobbes cenderung memandang manusia
sebagai seperangkat mekanik atau mesin, yang tunduk pada lingkungan alam.
Berbeda misalnya dengan penyebutan manusia sebagai homo sapien (manusia
berakal), Homo Economices (manusia ekonomi) yang kadangkala disebut Economical
Animal (Binatang ekonomi). Dan, bila dilihat dari kapasitas dasar
kemampuan pendidikan (paedagogis), manusia disitilahkan sebagai Homo
Edukandum (mahluk yang harus dididik) atau juga Animal Educabil
(mahluk sejenis hewan yang dapat dididik).
Dalam konteks filsafat pendidikan Islam, kedudukan
manusia sebagaimana posisinya sebagai bagian integral kosmos (alam semesta),
maka ia (manusia) pun tidak berbeda jauh dari cakupan lingkup ruang kajian
seperti halnya, antologi, epistimologi, dan aksiologis yang pada gilirannya
menjadi pengukuh bahwa keseluruhannya –tanpa terkecuali manusia- adalah sebagai
mahluk ciptaan Allah SWT.
Perkembangan Manusia dalam korelasi
tentang Manusia dan pendidikan
Dalam perkembangannya, manusia dalam hal memperoleh
pengetahuan itu berjalan secara berjenjang dan bertahap (proses) melalui
pengembangan potensinya, pengalaman dengan lingkungan serta bimbingan, didikan
dari Tuhan (epistimologi), oleh karena itu hubungan antara alam
lingkungan, manusia, semua makhluk ciptaan Allah dan hubungan dengan Allah
sebagai pencipta seluruh alam raya itu harus berjalan bersama dan tidak bisa
dipisahkan. Adapun manusia sebagai makhluk dalam usaha meningkatkan kualitas
sumber daya insaninya itu, manusia diikat oleh nilai-nilai illahi (aksiologi),
sehingga dalam pandangan filsafat pendidikan islam, manusia merupakan makhluk alternatif
(dapat memilih), tetapi ditawarkan kepadanya sebuah pilihan-pilihan yang
terbaik yakni nilai illahiyat. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa manusia itu
adalah mahluk alternatif (bebas) tetapi sekaligus terikat (tidak bebas nilai).
Manusia adalah subyek pendidikan, sekaligus juga
sebagai obyek pendidikan. Dalam kemunculan awalnya –kelahiran- manusia diringi
dengan potensi kodratnya berupa cipta, rasa, dan karsa. Ketiga kodrat manusia
tersebut secara linier terkonstruk dan membentuk manusia dalam kapasitasnya
untuk menjalani kehidupan sebagai khalifah, yang mana esensi seorang khalifah
adalah kebebasan dan kreatifitas, yang dengan bekal kodratnya tersebut
seseorang rentan mengalami suatu keadaan tertentu, semisal, kebenaran,
keindahan, dan kebaikan.
Kemampuan Belajar Manusia dalam korelasi
tentang Manusia dan pendidikan
Ada yang mengistilahkan manusia sebagai mahluk sosial
(Homo Sosius), yang telah dibekali Tuhan, Allah SWT. dengan akal, di
mana akal akan menjadikan manusia mengetahui segala sesuatu. Jika ditinjau
secara filosofis, hal demikian akan menjadi fondasi untuk membangun
kesadaran intelektual. Maka tidak berlebihan jika manusia seharusnya memahami
hakikat diri dan lingkungan dalam proses perubahan dalam kerangka sebagai
peneguh atas kemampuan belajar manusia.
Kemampuan belajar manusia sangat berkaitan dengan
kemampuan manusia untuk mengetahui dan mengenal objek-objek pengamatan melalui
pancaindranya. Pengetahuan manusia terbentuk karena adanya realita sebagai
objek pengamatan indra. Realita di sini tidak ada pembatasan, ia bisa datang
dari manapun sejauh indra yang dimiliki seseorang dapat mengcover
keseluruhannya.
Manusia dengan ragam kemampuan dasar (fitrah)
sebagaimana telah disinggung dalam pembahasan sebelumnya, seperti kemampuan
dalam berfikir, berkreasi, beragama, beradaptasi dengan lingkungannya dan
sebagainya. Dalam pengembangan potensi-potensi tersebut manusia membutuhkan
adanya pihak luar –bantuan- dalam kerangka untuk membimbing, mendorong dan
mengarahkan agar berbagai potensi tersebut dapat bertumbuh dan berkembang
secara wajar dan secara optimal, sehingga kehidupan masa depanya bisa membawah
kegunaan dan keberhasilan. M. Arifin berpendapat, bahwa proses pendidikan pada
akhirnya berlangsung pada titik kemampuan berkembangnya tiga hal: yaitu
mencerdaskan otak yang ada dalam kepala (head); kedua, mendidik akhlak
atau moralitas yang berkembang dalam hati (heart); dan ketiga, adalah
mendidik kecakapan/ ketrampilan yang pada prinsipnya terletak pada kemampuan
tangan (hand) selanjutnya populer dengan istilah 3 H’s. Manusia memang
makhluk yang misterius, karena ia adalah gabungan antara jasad dan ruh, entitas
dipahami sebagai jati diri manusia itu sendiri. Hal-hal potensial demikian ini
tidak menutup kemungkinan pada masa selanjutnya, sasaran pokok proses
kependidikan tersebut masih mengalami perubahan atau penanaman lagi.
Dengan demikian menurut Sunnatullah manusia sangat
terbuka kemungkinannya untuk mengembangkan segala potensi yang dia miliki
melalui bimbingan dan tuntunan yang tearah, teratur serta
berkesinambungan yang semuanya merupakan proses dalam rangka
penyempurnaan manusia (insan kamil) yang nantinya dapat memenuhi tugas dari
kejadiannya yaitu sebagai khalifah Allah.
Fungsi Pendidikan dalam Kehidupan
Manusia ( manusia dan pendidikan )
Pendidikan merupakan sistem untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan dibutuhkan
untuk menyiapkan generasi demi menunjang perannya di masa datang. Peranan
pendidikan dalam hidup dan kehidupan manusia diakui sebagai satu kesatuan yang
sangat penting. Selain itu, hubungan dan interaksi sosial yang terjadi dalam
proses pendidikan di masyarakat juga turut mempengaruhi perkembangan
kepribadian manusia.
Pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas mengenai
peliharaan dan perbaikan kehidupan masyarakat, terutama menyangkut masalah
tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Pendidikan adalah proses yang lebih
luas dibanding yang berlangsung di dalam sekolah. Pendidikan adalah suatu
aktifitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di
dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan mengalami proses spesialisasi
dan melembaga dalam pendidikan formal, yang senantiasa tetap berhubungan dengan
proses pendidikan informal di luar sekolah.Selain itu, pendidikan dibatasi pada
fungsi tertentu dalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat istiadat
(tradisi) dengan latar belakang sosialnya dengan pandangan hidupnya dari
masyarakat ke generasi berikutnya, dan demikian seterusnya. Selanjutnya, dalam
praktiknya “pendidikan” identik dengan sekolah yaitu pengajaran formal dalam
kondisi dan situasi yang diatur, yang hanya menyangkut pribadi yang secara suka
rela mengikutinnya. Pendidikan dalam konteks budaya, merupakan proses untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang berlangsung sepanjang hayat.
Pendidikan selalu berkembang, dan selalu dihadapkan pada perubahan zaman. Untuk
itu, mau tak mau pendidikan harus didisain mengikuti irama perubahan tersebut,
apabila pendidikan tidak didisain mengikuti irama perubahan, maka pendidikan
akan ketinggalan dengan lajunya perkembangan zaman itu sendiri.
Bagi perkembangan manusia pendidikan dapat dipahami
dalam beberapa hal: Pertama, transformasi budaya dari generasi ke
generasi, mempertahankan unsur-unsur esensi dari kebudayaan dengan membuka diri
pada usur positif dari luar. Kedua, pendidikan bertanggung jawab
terhadap generasi masa kini, artinya pendidikan tidak boleh menutup mata
terhadap pengangguran dan harus mewujudkan kesejahteraan dalam kehidupan. Ketiga,
dalam tugas yang paling berat pendidikan adalah menyiapkan generasi masa depan
dalam perkembangan kehidupan, yang dulu hidup dalam keadaan tradisional harus
mempersiapkan generasi yang mampu menerobos kehidupan modern dan berperan
aktif.
Sumber : Ramayulis, Samsul Nizar, Filsafat
pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar