A.
Pengertian
Metode Pembelajaran
Metode berasal dari Bahasa
Yunani methodos yang berarti cara
atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut
masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang
bersangkutan. Adapun pengertian
metode menurut para ahli adalah sebagai
berikut :
1.
Menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly
Metode menurut Djamaluddin dan
Abdullah Aly dalam bukunya Kapita Selekta Pendidikan Islam, (1999:114) berasal
dari kata meta berarti melalui, dan hodos jalan. Jadi metode adalah jalan yang
harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
2.
Menurut Depag RI
Menurut Depag RI dalam buku
Metodologi Pendidikan Agama Islam (2001:19), metode berarti cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.
3. Menurut WJS. Poerwadarminta
WJS. Poerwadarminta dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1999:767) mengatakan bahwa metode adalah cara yang
telah diatur dan terpikir baik – baik untuk mencapai suatu maksud.
Sedangkan pengertian pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Adapun
pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian pembelajaran adalah sebgai
berikut:
1.
Undang-Undang No.20 Tahun 2003
Tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20
Pembelajaran merupakan sebuah proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan
belajar.
2.
Dimyati dan Mudjiono
Pembelajaran merupakan aktivitas
pendidik atau guru secara terprogram melalui desain instruksional agar peserta
didik dapat belajar secara aktif dan lebih menekankan pada sumber belajar yang
disediakan.
Jadi pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan.
Jadi pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan.
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para
pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan.
Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar
mengajar tersebut
nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para
siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.
B.
Jenis
– Jenis Metode Pembelajaran
Dalam buku Strategi pembelajaran
karangan Abdul Majid (2014: 194-215) ada beberapa jenis metode yang dapat
digunakan dalam suatu pembelajaran. Adapun jenis – jenis metode tersebut adalah
sebagai berikut:
1.
Metode
Ceramah
Ceramah
merupakan suatu metode pembelajaran, ceramah merupakan cara yang digunakan
dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturan (lecturer), metode ini bagus jika
penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media. Hal
yang perlu diperhatikan dalam metode ceramah adalah isi ceramah harus mudah
diterima dan dipahami serta mampu menstimulasi pendengar (murid) untuk
mengikuti dan melakukan sesuatu yang terdapat dalam isi ceramah. Metode ceramah
merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau
instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberpa pertimbangan tertentu juga
adanya factor kebiasaan, baik dari guru maupun siswa.
a. Langkah
– Langkah Menggunakan Metode Ceramah
1.) Tahap
Persiapan
Menurut Supriade
(2012:136), hal – hal penting yang harus diperhatikan dalam menyiapkan ceramah
adalah sebgai berikut:
·
Analisis sasaran
(audience), baik dari sisi jumlah, usia, maupun kemampuan awal yang
dimilikinya.
·
Analisis sifat materi
yang sesuai dan cukup hanya dengan dituturkan atau diinformasikan.
·
Menyusun durasi waktu
yang akan digunakan untuk ceramah secara efektif dan efisien serta memperkirakan
variasi yang dapat dikembangkan.
·
Memilih dan menetapkan
jenis media yang akan digunakan.
·
Menyiapakan sejumlah
pertanyaan sebagai bentuk kontrol dan upaya memperoleh umpan balik.
·
Memberikan contoh dan
analogi yang sesuai dengan pengalaman yang pernah diperoleh.
·
Menyiapkan ikhtisar
yang sekiranya akan membantu kelancaran ceramah.
2.) Tahap
Pelaksanaan
·
Langkah Pembukaan
Langkah
pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan keberhasilan
pelaksanaan ceramah.
·
Langkah Penyajian
Tahap penyajian
adalah tahap penyampaian materipembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah
berkualitas sebagai metode pembelajaran guru harus menjaga perhatian siswa agar
tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan.
·
Langkah Mengakhiri atau
Menutup Ceramah
Ceramah harus
ditutup dengan ringkasan pokok – pokok materi agar materi pelajarn yang sudah
dipahami dan dikuasai siswa tidak menguap kembali. Ciptakanlah kegiatan –
kegiatan yang memungkinkan siswa tetap
mengingat materi pembelajaran. Perlu diperhatikan bahwa ceramah akan berhasil
dengan baik jika didukung oleh metode-metode lainnya, misalnya Tanya jawab,
tugas, latihan dan lain-lain. Metode ceramah wajar dilakukan jika ingin
mengajarkan topic baru, tidak ada sumber bahan belajar siswa atau menghadapi
jumlah siswa yang cukup banyak.
b. Kelebihan
dan Kelemahan Metode Ceramah
Ada beberpa
kelebihan sebagai alas an mengapa ceramah sering dilakukan.
1.) Ceramah
merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Dikatakan murah karena
proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda
dengan metode lain seperti demonstrasi atau peragaan. Dikatakan mudah karena
ceramah karena hanya mengandalkan suara guru sehingga tidak terlalu memerlukan
persiapan yang rumit.
2.) Ceramah
dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya materi pelajaran yang
cukup banyak dapat diringkas atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam
waktu yang simgkat.
3.) Ceramah
dapat memberikan pokok-pokok materi yang ditonjolkan. Artinya guru dapat
mengatur pokok-pokok materi mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan yang ingin dicapai.
4.) Melalui
ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas karena sepenuhnya kelas merupakan
tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5.) Organisasi
kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah
tidak memerlukan setting kelas yang beragam atau tidak memerlukan
persiapan-persiapan yang rumit asalkan siswa dapat menempati tempat duduk untuk
mendengarkan guru, ceramah sudah dapat dilakukan.
Disamping beberapa kelebihan ceramh juga memiliki
beberapa kelemahan, diantaranya:
1.) Materi
yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa
yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan karena
apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai
siswa akan tergantung pada pa yang dikuasai guru.
2.) Ceramah
yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
3.) Ceramah
sering dianggap sebagai metode yang membosankan jika guru kurang memiliki
kemampuan bertutur yang baik. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada
didalam kelas, tetapi secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya
proses pembelajaran; pikirannya melayang kemana-mana, atau siswa mengantuk yang
disebabkan oleh gaya bertutur guru yang tidak mnenarik.
4.) Melalui
ceramah sangat sulit untuk mengetahui apakan seluruh siswa sudah mengerti apa
yag dijelaskan.walaupun siswa diberi kesempatan untuk bertanya, kemudian tidak
ada seoarang pun yang bertanya, hal ini tidak menjamin siswa seluruhnya sudah
paham.
2.
Metode
Demontrasi
Demontrasi
merupakan salah satu metode yang cukup efektif karena membantu siswa untuk
mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.
Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa entang suatu proses, situasi, atau benda tertentu
baik sebenarnya atau sekedar tiruan.
Menurut
Saiful Sagal (2005) metode doemonstrasi adalah petunjuk tentang proses
terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang
dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata.
Sebagai
metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh
guru. Walaupun dalam proses demonstrasi
peran siswa hanya sekedar memperhatikan, tetapi demonstrasi dapat menyajikan
bahan pelajaran lebih kongkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat
digunakan untuk mendunkung keberhassilan strategi pembelajaran ekspositori dan
inkuiri.
a. Langkah
–Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi
1.) Tahap
Persiapan
Pada tahap
persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
·
Merumuskan tujuan yang
harus dicapai oelh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
·
Menyiapkan garis besar
langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan;
·
Melakukan uji coba
demonstrasi.
2.) Tahap
Pelaksanaan
·
Langkah Pembukaan
Sebelum
demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
-
Mengatur tempat duduk
yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang
didemonstrasikan;
-
Mengemukakan tujuan apa
yang harus dicapai oleh siswa;
-
Mengemukakan
tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan
untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting darri pelaksanaan demonstrasi.
·
Langkah Pelaksanaan
Demonstrasi
-
Mulailah demonstrasi
dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir, misalnya melalui
pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk
tertarik memperhatikan demonstrasi;
-
Ciptakan suasana yang
menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan;
-
Yakinkan bahwa semua
siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.
-
Berikan kesempatan
kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang
dilihat dari proses demonstrasi itu.
·
Langkah Mengakhiri
Demonstrasi
Apabila
demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajran perlu diakhiri dengan
memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi
dan proses pencapaian tujuan pembelajran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan
apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan
tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama
tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
b. Kelebihan
dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu
metode pembelajaran, demonstrasi memiliki beberapa kelebihan diantaranya
sebagai berikut:
1.) Melalui
metode demonstrasi, terjadinya verbalisme akan dapat dihindari karena siswa di
suruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang di jelasakan;
2.) Proses
pembelajaran akan lebih menarik karena siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi;
3.) Dengan
cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian, siswa akan lebih
meyakini kebenaran materi pembelajaran.
Selain beberapa kelebihan, metode
demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya;
1.) Metode
demonstrasi memerlukan peresiapan yang lebih matang karena tanpa persiapan yang
memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak
efektif lagi. Untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus
beberapa kali mencobanya terlebih dahulu sehingga dapat memakan waktu yang
banyak.
2.) Demonstrasi
memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti
penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan
dengan ceramah;
3.) Demonstrasi
memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus sehingga guru dituntut
untuk bekerja lebih propesional. Disamping itu, demonstrasi juga memerlukan
kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran
siswa.
3.
Metode
Diskusi
Diskusi
adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan.
Tujuan utama metode ini adalah untuk memcahkan suatu permasalahan, menjawab
pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membeuat suatu
keputusan (Killen, 1998). Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat
adu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan
keputusan tertentu secara bersama – sama.
Selama
ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam
proses pembelajaran. keberatan tersebut biasanya timbul dari asumsi; 1) diskusi
merupakan metode yang sulit diprediksi hasilnya karena interaksi antar siswa
muncul secara spontan sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan, 2)
diskusi biasanya memrlukan waktu yang cukup panjang padahal waktu pembelajaran
didalam kelas sangat terbatas sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat
menghasilkan sesuatu secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan
oleh guru karena dengan perencanaan dan persiapan yang matang kejadian semacam
itu bisa dihindari.
Dilihat
dari pengorganisasian materi pembelajaran, ada perbedaan yang sangat prinsip
mada metode diskusi dibandingkan metode sebelumnya, yaitu ceramah dan
demonstrasi. Materi pelajaran dalam metode ceramah dan demonstrasi sudah
diorganisir sedemikian rupa sehingga guru tinggal menyampaikannya, sedangkan
pada metode diskusi bahan atau materi pembelajaran tidak diorganisir sebelumnya
serta tidak disajikan secara langsung pada siswa, materi pembelajaran ditemukan
dan diorganisir oleh siswa sendiri karena tujuan utama metode ini bukan hanya
sekedar hasil belajar, tetapi yang lebih penting adalah proses belajar.
Secara
umum ada dua jenis dikusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran, yaitu
diskusi kelompok dan diskusi kelompok kecil. Diskusi kelompok dinamakan juga
juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru
dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Pengatur jalannya diskusi adalah
guru. Lain halnya pada diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi
dalam beberapa kelompok.
Setiap
kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari
menyajikan masalah dengan beberapa sub masalah. Setiap kelompok memecahkan
sub-masalah yang disampaikan guru. Proses dikusi diakhiri dengan laporan setiap
kelompok.
a. Jenis-jenis
Diskusi
Terdapat
bermacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran,
antara lain:
1.) Diskusi
Kelas
Diskusi kelas
atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang
dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang
digunakan dalam jenis diskusi ini adalah
: 1) guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang
akan menjadi moderator, siapa yang
menjadi penulis; 2) sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar)
memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10 sampai 15 menit; 3) siswa
diberikan kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada
moderator; 4) sumber masalah memberi tanggapan; 5) moderator menyimpulkan hasil
diskusi.
2.) Diskusi
kelompok kecil
Diskusi kelompok
kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelopok. Jumlah anggota
kelompok antara 3-5 orang. Pelaksaannya dimulai dengan guru menyajikan
permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi kedalam
sub-masalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Setelah selesai
diskusi dalam kelompok kecil, ketuaa kelompok menyajikan hasil diskusinya.
3.) Symposium
Symposium adalah
metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut
pandang berdasarkan keahlian. Symposium dilakukan untuk memberikan wawasan
yang luas kepada siswa. Setelah para
penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, symposium
diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasill kerja tim perumus yang telah
ditentukan sebelumnya.
4.) Diskusi
panel
Diskusi panel
adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang
biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan pendengar. Diskusi panel berbeda
dengan jenis dikusi lainnya. Dalam diskusi panel, pendengar tidak terlibat
secara langsung tetapi berperan hanya sekedar peninjau para panelis yang sedang
melaksanakan diskusi. Oleh karena itu, agar diskusi panel aktif perlu
digabungkan dengan metode lain, misalnyadengan metode penugasan. Siswa
diberikan tugas untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.
5.) Seminar
Seminar
merupakan bentuk pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah orang untuk melakuakan
kajian dan pembahasan suatu masalah (toppik atau tema) melalui gagas pikiran
dan tukar pendapat yang dipandu oleh seorang ahli. Sebagaimana dijelaskan dalam
KBBI (2008), seminar merupakan pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli (guru besar,
pakar, dan sebagainya). Seminar biasanya diawali oleh ‘pembicara kunci’ (keynote speaker) yang tujuannya untuk
memberikan arah (benang merah) materi dan jalannya diskusi. Setiap pembicara
membahas suatu topic atau tema dan mengacu pada tema seminar atau masalah utama
yang dibahas.
6.) Lokakarya
Kegiatan
lokakarya adalah bentuk pertemuan yang mebahas masalah
praktis/teknis/oprasional yang biasanyamerupakan tindak lanjut dari hasil
seminar sehingga hal-hal yang bersifat konseptual dapat diturunkan kedalam
suatu produk yang siap dikembangkan atau dilaksanakan. Itulah nuansa berbeda
antara seminar dan lokakarya (supriadie, 2012:142). Misalnya lokakarya
penyusunan tentang teknis penyusunan program sekolah, teknis penyusunan
silabus. Dengan hasill tersebut, para peserta akan dengan mudah menerapkan
dan/atau melaksanakan hasil lokakaryanya tersebut.
b. Langkah
–langkah melaksanakan diskusi
Agar
pelaksanaan diskusi berhasil dengan efektif, perlu dilakukan langkah-langkah sebagi
berikut.
1.) Langkah
persiapan
Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam persiapan diskusi diantaranya:
-
Merumuskan tujuan yang
ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus;
-
Menentukan jenis
diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai;
-
Menetapkan masalah yang
akan dibahas;
-
Mempersiapkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang
kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator,
notulis, dan tim perumus jika diperlukan.
2.) Pelaksanaan
Diskusi
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi adalah sebagai berikut.
-
Memeriksa segala
persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi;
-
Memberikan pengarahan
sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai
serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan;
-
Melaksanakan diskusi
sesuai dengan aturan main yang telan ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi
hendaklah memperhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya
tidak tegang, tidak saling mneyudutkan dan lain sebagainya;
-
Memberikan kesempatan
yang sam kepada setipa pesrta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan
ide-idenya;
-
Mengendalikan
pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.Hal ini sangat penting
karena tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak
focus.
3.) Menutup
Diskusi
Akhir dari
proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakukan hal-hal
sebagi berikut.
-
Membuat pokok-pokok
pembahasan sebagi kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi;
-
Me-review jalannya
diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk
perbaikan selanjutnya.
c. Kelebihan
dan kelemahan Metode Diskusi
Ada
beberapa kelebihan metode diskusi manakala diterpakan dalam kegiatan belajar
mengajar.
1.) Metode
diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususunya dalam memberikan
gagasan dan ide-ide.
2.) Dapat
melatih untuk membeiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.
3.) Dapat
melatih siswa untuk dapat mengemukakakn pendapat atau gagasan secara verbal.
Disamping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang
lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi
juga memiliki beberapa kelemahan seperti dibawah ini.
1.) Sering
terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh dua atau tiga orang siswa yang
memiliki keterampilan berbicara.
2.) Kadang-kadang
pembahasan dalam diskusi meluas sehingga kesimpulan pun menjadi kabur.
3.) Memerlukan
waktu yang cukup panjang, dan kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan.
4.) Dalam
diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya,
kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung sehingga dapat mengganggu iklim
pembelajaran.
4.
Metode
Simulasi
Simulasi
dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses
pengajaran dapat dilakuakan secara langsung pada objek yang sebenarnya.
Simulasi berasal dari kata simulate yang
artinya berpura-pura atau berbuat seakan akansebagai metode mengajar, simulasi
dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi
tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
Gladiresik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses
terjadinyasuatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya
supaya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembangkan
pengalaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan
sangat bermanfaat
Metode
simulasi bertujuan untuk :1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat
professional mauapun bagi kehidupan sehari hari, 2) memperoleh pemahaman
tentang suatu konsep atau prinsip, 3) melatih memecahkan masalah, 4)
meningkatkan keaktifan belajar, 5) memberikan motivasi belajar kepada siswa, 6)
melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, 7) menumbuhkan
daya kreatif siswa, dan 8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi
(Depdiknas:2004).
a. Jenis-jenis
Simulasi
Metode
simulasi terdiri dari beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut.
1.) Sosiodrama
Sosiodrama
adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara
manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang
otoriter dan sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan
penghayatan akan masalah-,asalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa
untuk memecahkannya.
2.) Psikodrama
Psikodrama
adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari
permasalahan permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk
trapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya,
menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang
dialaminya.
3.) Role
playing
Role
playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari
simulasi yang di arahkan untu mengkreasi perstiwa sejarah, mengkreasi
peristiwa-pristiwa actual, atau kejadian kejadian yang mungkin muncul pada masa
mendatang. Topic yang dapat diangkat untuk role plaing misalnya memainkan peran
sebagai juru kampanya suatu partai atau gamabran keadaan yang mungkin muncul
pada abad teknologi informasi.
4.) Peer
teaching
Peer
teaching merupakan latihan mengajar yang dilakukan oleh siswa kepada tema-teman
calon guru. Selain itu peer teaching merupakan kegaiatn pembelajran yng
dilakukan seseorang siswa kepada siswa linnya dan salah satu siswa itu lebih
memahami materi pembelajaran.
5.) Simuasi
game
Simulasi
game merupakan bermain peran, para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan
tertentu melalui permainan dengan mematuhi peraturan yang ditentukan.
b. Langkah
– Langkah Simulasi
1.) Persiapan
simulasi
- Menetapkan
topic atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.
- Guru
memberikan gamaberan masalah dalam situasi yang akan di simulasikan
- Guru
menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus
dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang di sediakan.
- Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang
terlibat dalam pemeranan sismulasi.
2.) Pelaksanaan
sismulasi
- Simulasi
mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
- Para
siswa lainnya mengikuti denga penuh perhatian.
- Guru
hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
- Simulasi
hendaknya dihentkan pada saat puncak. Hal ini dimaksudnkan untuk mendirong
siswa berfikir dalam menyelesaikan masalah yang disimulasikan.
3.) Penutup
- Melakukan
diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun cerita yang disimulasikan. Guru
harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap
proses pelaksanaan simulasi
- Merumuskan
kesimpulan
c. Kelebihan
dan kelemahan metode simulasi
Terdapat
beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar,
diantaranya adalah sebagai berikut
1.) Simulasi
dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang
sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi
dunia kerja.
2.) Simulasi
dapat mengembangkan kreatifitas siswa karna melalui simulasi siswa diberi
kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topic yang disimulasikan.
3.) Simulasi
dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4.) Memperkaya
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai
situasi sosial yang problematis.
5.) Simulasi
dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembeljaran.
Disamping memiliki kelebihan, simulasi juga
memunyai kelemahan, diantaranya :
1.) Pengalaman
yang diperoleh melalui simulasi tidak terlalu tepat dan sesuai dengan kenyataan
dilapangan.
2.) Pengelolaan
yang kurang baik, saling menjadikan simulasi sebagai alat hiburan, sehingga
tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3.) Faktor
psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam
melakukan simulasi.
5.
Metode
Tugas dan Resitasi
Secara
denotative, resitasi adalah pembacaan hafalan dimuka umu atau hafalan yang di
ucapkan oleh murid-murid di dalam kelas. Save M. Dagun ( Supriadie : 2012)
dalam kamus besar ilmu pengetahuan (2002 ) tertulis bahwa resitasi ( sebagai istilah psikologi ) disebut sebagai
metode belajar yang mengkombinasikan penghafalan, pembacaan, pengulangan,
pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri.
Metode
tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari
itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara
individu atau kelompok. Tugas dan resitasi bisa dilaksanakan dirumah,
disekolah, diperpustakaan dan tempat lainnya.
Uraian
diatas menggambarkan bahwa resitasi sebagai metode ( belajar ) dan atau
mengajar merupakan sebuah upaya membelajarkan siswa dengan cara memberikan
tugas penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri
sendiri, atau menampilkan diri dalam menyampaikan suatu ( puisi, syair, drama)
atau melakukan kajian maupun uji coba sesuai dengan tuntutan kualifikasi atau
kompetensi yang ingin dicapai. Resitasi dilakukan dalam rangka untuk merangsang
siswa agar lebih aktif belajar, baik secara perorangan maupun kelompok,
menumbuhkan kebiasaan untuk belajar mencari dan menemukan , mengembangkan
keberanian dan tanggung jawab terhadap diri sendiri, dan memungkinkan untuk
memperoleh hasil yang permanen.
a. Menyiapkan
Metode Pemberian Tugas (resitasi)
Menyiapkan
pemberian tugas (resitasi) diawali dengan membuat rancangan tugas sesuai dengan
kompetensi dan indikator hasil belajar, materi pokok, uraian tugas yang harus
dikerjakan, waktu yang dibutuhkan, dimana tugas harus dikerjakan, serta membuat
format laporan secara jelas.
b. Jenis
dan langkah-langkah metode resitasi
Jenis-jenis
tugas sangat banyak tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas
meneliti, menyusun laporan, dan tugas dilaboratorium. Langkah-langkah
menggunakan metode tugas/resitasi adalah
sebagai berikut.
1.) Fase
pemberian tugas.
Tugas yang diberikan kepada
siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas dan
tepat sesuai dengan kemapuan siswa, ada petunjuk yang dapat membantu dan
sediakan waktu yang cukup.
2.) Langkah
pelaksanaan tugas.
- Diberikn
bimbingan atau pengawasan oleh guru.
- Diberikan
dorongan sehingga anak mau melaksanakannya.
- Diusahakan
atau dikerjakan oleh anak sendiri.
- Mencatat
semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik.
3.) fase
pertanggung jawaban tugas
Hal yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut .
- Laporan
siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan.
- Ada
Tanya jawab dan diskusi
- Penilaian
hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau non tes atau cara lainnya.
Fase mempertanggung jawabkan tugas inilah yang
disebut resitasi.
6.
Metode
Tanya Jawab
Tanya
jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung
yang bersifat two way traffic karena pada saat yang sama terjadi dialog antara
guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertaya guru menjawab.
Metode Tanya jawab dimaksudkan untuk merangsang berfikir siswa dan
membimbingnya dalam mencapai atau mendapatkan pengetahuan. Dalam komunikasi ini
terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa.
Beberapa
hal yang penting diperhatikan dalam metode Tanya jawab ini antara lain :
a. Tujuan
yang akan dicapai dari metode Tanya jawab
1.) Untuk
mengecek dan menegathui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai
oleh siswa.
2.) Untuk
merangsang siswa berfikir
3.) Memberi
kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami
4.) Memotivasi
siswa untuk menimbulkan sikap kompetisi dalam belajar
5.) Melatih
muriduntuk berfikir dan berbiacra secara sistematis berdaarkan pemikikran
orisinil
b. Jenis
pertanyaan
Pada
dasarnya ada 2 jenis pertanyaan yang perlu diajukan, yakni pertanyaan ingatan
dan pertanyaan pikiran. Pertanyaan ingatan dimaksudkan untuk mengetahui sampai
sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa. Biasaanya pertanyaan
berpangkal kepada apa, kapan, dimana, berapa, dan yang sejenisnya. Pertanyaan
pikiran dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak
dalam suatu persoalan. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata mengapa,
bagaimana.
c. Teknik
mengajukan pertanyaan
Berhasil
tidaknya metode Tanya jawab sangat bergantung pada teknik guru dalam mengajukan
pertanyaan. Meode Tanya jawab biasanya digunakan jika:
1.) Bermaksud
mengulang bahan oelajaran
2.) Ingin
membangkitkan siswa belajar
3.) Tidak
terlalu banyak siswa
4.) Sebagai
selingan metode ceramah
7.
Metode
Kerja Kelompok
Metode
kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa
siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri
ataupun dibagi atas kelompok-kelpomok kecil (sub-sub kelompok) kelpompok isa
dibuat berdssarkan :
a. Perbedan
individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu sifatnya heterogen
dalam belajar
b. Perbedaan
minat belajar, diat kelompok yang terdiri atas siswa yang mempunyai minat yang
sama
c. Pengelompokan
berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita berikan
d. Pengelompokan
ats dasar wilayah tempat tinggal siswa yang tinggal ydlam satu wilayah yang
dkelompokan dalam satu kelompok sehingga memudahkan koordinasi kerja
e. Penelompokan
secara random atau diundi, tidak melihat faktor-faktor lain.
f. Pengelompokan
atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelompok wanita
Sebaiknya dalam satu kelompok bersifat heterogen,
baik dari segi kemampuan belajar maupun jeni skelamin. Hal ini dmaksudkan agar
kelompok-kelompok tersebut tidak berat sebelah ( ada kelompok yang baik dan ada
kelompom yang kurang baik). Jika dilihat dari segi proses kerjanya, kerja
kelompok dibagu menjadi 2, yaitu kelompok jangka pendek dan kelompok jangka
panjang. Kelompok jangka pendek, artinya jagka waktu untuk bekerja dalam
kelompok tersebut hanya pada saat itu saja. Jadi sifatnya incidental . kelompok
jangka panjang , artinya proses kerja dalam kelompok itu hanya pada saat itu
saja, mungkin berlaku untuk satu periode
tertentu sesuai dengan tugas atau masalah yang akan dipecahkan.
Untuk mencapai hasil yang baik, faktor yang
harus diperhatikan dalam kerja kelompok adalah :
a. Perlu
adanya dorongan yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota
b. Pemecahan
masalah dapat dipandang sebagai satu unit yang dipecahkan bersama, atau masalah
dibagibagi untuk dikerjakan masingmasing secara individual. Hal ini bergantung
keada komplek tidaknya masaalh yang akan dipecahkan
c. Persaingan
yang sehat antar kelompok biasanya mendorong anak untuk belajar
d. Situasi
yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan berhasil tidaknya kerja
kelompok.
8.
Metode
Problem Solving
Problem
solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode belajar tetapi
juga merupakan suatu metode berpikir karena dalam problem solving dapat
menggunakan metode metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai pada
menarik kesimpulan.
Pembelajaran
ini merupakan pelajaran berbasis malsah, yakni pembelajaran yang berorientasi
“learner centered” dan berpusat pada pemecahan suatu maslaah oleh siswa melalui
kerja kelompok. Metode pronlem solving sering disebut “ metode ilmiah” (
scientific method) karena langkah langkah yang digunakan adalaha langkah
ilmiaj\h yang dimulai dari : merumuskan masalah, merumuskan jawaban sementara
(hipotesis), mengumpulkan dan mencari data/fakta, menarik kesimpulan /
melakukan generalisasi, dan mengaplikasikan temuan kedalam situasi baru.
Langkah-langkan metode problem solving.
a. Menyiapkan
isu atau masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari
siswa sesuai dengan taraf kemampuannya juga sesuai materi yang disampaikan dan
kehidupan real siswa/keseharian.
b. Menuliskan
atau tjuan dan kompetensi yang hendak dicapai.
c. Mencari
data atau keterangan yang dapat digunkan untuk memecahkan masalah tersebut.
Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertana dan lain-lain .
d. Menetapkan
jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja
didasarkan kepada data yang telh diperoleh, pda langkah kedua diatas.
e. Mengujunkebenaran
jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini, siswa harus berusaha memecahkan
masalh sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul cocock
dengan jawaban semetara atau sama sekli tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran
jawaban tersebt, tentu sja diperlukan metode-metode lainnya seperti demontrasi.
f. Tugas,
diskusi, dan lain-lain.
g. Menarik
kesimpulan. Artinya siswa harus sampai pada kesimpulan terakhir tentang jawaban
dari masalah tadi.
9.
Metode
Sistem Regu (Team Teaching)
Team
teaching pada dasarnya ialah metode mengajar 2 orang guru atau lebih bekerja
sama mengajar sebuah kelompok siswa. Jadi kelas dihadapi oleh beberapa guru.
Stem regu banyak macamnya. Untuk satu regu tidak hanya dihadapi guru secara
formal saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai
dengan keahlian yang dibutuhkan.
Hal-hal
yang harus diperhatikan daalm pelkasanaan meode team teaching.
a. Harus
ada program pelajaran yang disusun bersama team tersebut sehingga betul-betul
jelas dan terarah sesuai dengan tuas masing-masing dalam team tersebut.
b. Membagi
tugas tiap opik kepada gru tersebut sehingga masalh bimbingan pada siswa terarah
dengan baik.
c. Harus
dicegah janga sampai terjadi jam bebas akibat ketidak hadiran seseorang guru
anggota team
10.
Metode
Latihan
Metode
latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau
keterampilan dari apa yang telah dipelajar. Drill secara denotative merupakan
tindakan untuk meningkatkan keterampilan dan kemahiran. Sebagi sebuah metode ,
drill adalah cara memblajarkan siswa untuk mengembngkan kemahiran dan
keterampilan serta dapat mengembangkan sika dan kebiasaan. Latihan atau terlatih
eruakan proses belajar dan mebiaaskan diri agar mampu melakukan sesuatu.
Mengingat latihan ini kirang mengembangkan bakat / initsiatip siswa untuk
berfikir, hendaknya guru / pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode
drill.
a. Latihan,
digunakan untuk halhal yang bersifat motorik, seperti menulis, permainan,
pembuataan dan lain-lain.
b. Untuk
melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan penggunaan rumus-rumus, dan
lain-lain.
c. Untuk
melatih hubungan , tanggapan, seperti penggunaan bahasa, grafik, symbol peta,
dan lain-lain
Prinsip dan petunjuk
menggunakan metodte drill
a. Siswa
harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertetu
b. Latihan
untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Jika kurang berhasil, lalu
diadakan perbaikan agar lebih sempurna
c. Latihan
tidak perlu lama asalkan sering dilaksanakan.
d. Harus
disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa
Proses latihan hendaknya
mendahulukan hal-hal yang esensial dan berguna
11.
Metode
Karyawisata (Field - Trip)
Karyawisata
mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan karyawisata dalam arti umum.
Karyawisata disini artinya kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar, contoh
nya mengajak siswa ke gedung pengadilan selama 1 jam pelajaran. Jadi,
karyawisata tersebut tidak mengambi tempat yang jauh dari sekolah dan tidak
memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang
jauh disebut study tour.
Langkah-langkah
pokok dalam peaksaan karyawisata adalah seperti penjelasan dibawah ini.
a. Perencanaan
karyawisata
1.) Merumuskan
tujuan karyawisata
2.) Menetapkan
objek karyawisata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3.) Menetapkan
lama na karyawisata
4.) Menyusun
rencana belajar bagi siswa selama karyawisata
5.) Merencanakan
perlengkapan belajar yang harus disediakan
b. Pelaksaaan
karyawisata
Fase ini
merupakan pelaksaan kegiatan belajat ditempat karyawisata dengan bimbingan
guru. Kegiatan belajar ini harus diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan
pada fase perencanaan diatas.
c. Tindak
lanjut
Pada
akhir karyawisata, siswa diminta laporannya baik lisan maupun tertulis mengenai
inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karyawisata.
Banyak
metode yang bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran IPA
di sekolah dasar, setiap metode yang telah dipaparkan diatas mulai dari metode
ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, tugas dan resitasi, tanya jawab, kerja
kelompok, problem solving, sistem regu (team teaching), latihan (drill), dan
karyawisata (field-trip) pada dasarnya dapat diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar, hanya saja dalam pemilihan
metode-metode tersebut disesuaikan dengan strategi apa yang akan digunakan agar
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai tanpa mengabaikan hal yang menjadi inti
dari suatu pembelajaran yaitu proses perubahan perilaku.
Penentuan
dan pemilihan metode dalam pembelajaran harus mempertimbangkan beberapa faktor
yang mempengaruhi pembelajaran. Menurut Anitah dkk (2007:5.6) bahwa
faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan penggunaan metode belajar
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Pembelajaran atau Kompetensi
Siswa
Tujuan pembelajaran atau kompetensi
yang akan dicapai siswa merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar.
Ada beberapa tingkatan dalam tujuan pembelajaran, tujuan yang paling tinggi
yaitu Tujuan Pendidikan Nasional (TPN), kemudian dijabarkan pada Tujuan Satuan
Pendidikan (institusional), Tujuan Bidang Studi/Mata Pelajaran, dan Tujuan Pembelajaran
(Instruksional).
Tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar merupakan pernyataan yang diharapkan dapat diketahui, disikapi dan atau
dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Rumusan tersebut sebagai
dasar acuan dalam melakukan pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan metode
mengajar harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan
dicapai siswa. Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu
lembaga pendidikan, Tujuan bidang studi adalah tujuan yang harus dicapai oleh
suatu mata pelajaran atau suatu bidang studi, sedangkan tujuan pembelajaran
yaitu tujuan yang harus dicapai dalam suatu pokok bahasa.
2. Karakteristik Bahan Pelajaran/Materi
Pelajaran
Salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih metode mengajar adalah karakteristik bahan
pelajaran. Ada beberapa aspek yang terdapat dalam materi pelajaran, aspek
tersebut terdiri dari :
a. Aspek konsep (concept)
Konsep merupakan substansi isi
pelajaran yang berhubungan dengan pengertian, atribut, karakteristik, label
atau ide dan gagasan sesuatu. Artinya, guru akan memilih metode mana yang
dianggap sesuai jika akan mengajarkan tentang konsep, begitu juga dengan aspek
yang lainnya.
b. Aspek fakta (fact) Fakta merupakan
substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang lalu,
data-data yang memiliki esensi objek dan waktu, seperti nama dan tahun yang
berhubungan dengan peristiwa atau sejarah.
c. Aspek prinsip (principle), merupakan
substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan aturan, dalil, hukum,
ketentuan, dan prosedur yang harus ditempuh. Aspek proses (process), merupakan
substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan rangkaian kegiatan,
rangkaian peristiwa, dan rangkaian tindakan.
d. Aspek nilai (value), merupakan substansi
materi pelajaran yang berhubungan dengan aspek perilaku yang balk dan buruk,
yang benar dan salah, yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi banyak orang.
e. Aspek keterampilan intelektual
(intellectual skills), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan
dengan pembentukan kemampuan menyelesaikan persoalan atau permasalahan,
berpikir sistematis, berpikir logis, berpikir taktis, berpikir kritis, berpikir
inovatif, dan berpikir ilmiah.
f. Aspek keterampilan psikomotor
(psychomotor skills), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan
dengan pembentukan kemampuan fisik.
3.
Waktu yang Digunakan
Pemilihan metode mengajar juga harus
memperhatikan alokasi waktu yang tersedia dalam jam pelajaran, ada beberapa
metode mengajar yang dianggap relatif banyak menggunakan waktu, seperti metode
pemecahan masalah, dan inkuiri. Penggunaan metode ini kurang tepat jika
digunakan pada jam pelajaran yang alokasi waktunya relatif singkat sehingga
penguasaan materi tidak akan optimal demikian pula dengan pembentukan kemampuan
siswa.
4.
Faktor Siswa(Peserta Didik)
Faktor siswa merupakan salah satu faktor yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar, selain faktor-faktor yang
telah dikemukakan di atas. Aspek yang berkaitan dengan faktor siswa terutama
pada aspek kesegaran mental (faktor antusias dan kelelahan), jumlah siswa dan
kemampuan siswa. Guru harus bisa mengelola pembelajaran berdasarkan jumlah
siswa dan harus mengatur tempat duduk supaya sesuai dengan kondisi siswa dalam
belajar. Posisi tempat duduk tidak harus seperti kelas formal reguler, tetapi
bersifat fleksibel dan mendukung terhadap proses pembelajaran. Demikian pula
dengan kemampuan siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Umpamanya dalam
proses pembelajaran, guru akan menggunakan metode eksperimen atau pemecahan
masalah maka siswa yang bersangkutan harus sudah memahami tentang cara belajar
eksperimen atau yang lainnya.
5.
Fasilitas, Media, dan Sumber Belajar
Supaya memperoleh basil belajar yang optimal maka setiap
peristiwa pembelajaran harus dirancang secara sistematis dan sistemik.
Prinsip-prinsip belajar yang dijadikan landasan dalam pembelajaran diantaranya
adalah ketersediaan fasilitas, media, dan sumber belajar. Guru tidak akan
memilih metode mengajar yang memungkinkan menggunakan fasilitas atau alat
belajar yang beragam jika di sekolahnya tidak memiliki fasilitas dan alai
belajar yang lengkap. Dalam hal ini perlu diupayakan, apabila guru dan siswa
akan menggunakan alat atau fasilitas maka guru bersangkutan sebelum
pembelajaran harus mempersiapkan terlebih dahulu. Media pesan lisan (bahasa)
harus dapat dipahami siswa sehingga siswa tidak menimbulkan verbalisme.
Pemberdayaan media maupun bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan
kemampuan siswa.
Sumber ; Makalah Kurikulum 2013
Sumber ; Makalah Kurikulum 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar