Minggu, 18 Desember 2016

Macam-Macam Metode Pembelajaran



A.    Pengertian Metode Pembelajaran
Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Adapun pengertian metode  menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1.      Menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly
Metode menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam bukunya Kapita Selekta Pendidikan Islam, (1999:114) berasal dari kata meta berarti melalui, dan hodos jalan. Jadi metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.  
2.      Menurut Depag RI
Menurut Depag RI dalam buku Metodologi Pendidikan Agama Islam (2001:19), metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
3.      Menurut WJS. Poerwadarminta
WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:767) mengatakan bahwa metode adalah cara yang telah diatur dan terpikir baik – baik untuk mencapai suatu maksud.
      Sedangkan pengertian pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Adapun pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian pembelajaran adalah sebgai berikut:
1.      Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20
Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar.
2.      Dimyati dan Mudjiono
Pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara terprogram melalui desain instruksional agar peserta didik dapat belajar secara aktif dan lebih menekankan pada sumber belajar yang disediakan. 
 Jadi pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar  proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.

B.     Jenis – Jenis Metode Pembelajaran
Dalam buku Strategi pembelajaran karangan Abdul Majid (2014: 194-215) ada beberapa jenis metode yang dapat digunakan dalam suatu pembelajaran. Adapun jenis – jenis metode tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Metode Ceramah
Ceramah merupakan suatu metode pembelajaran, ceramah merupakan cara yang digunakan dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturan (lecturer), metode ini bagus jika penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media. Hal yang perlu diperhatikan dalam metode ceramah adalah isi ceramah harus mudah diterima dan dipahami serta mampu menstimulasi pendengar (murid) untuk mengikuti dan melakukan sesuatu yang terdapat dalam isi ceramah. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberpa pertimbangan tertentu juga adanya factor kebiasaan, baik dari guru maupun siswa.
a.       Langkah – Langkah Menggunakan Metode Ceramah
1.)    Tahap Persiapan
Menurut Supriade (2012:136), hal – hal penting yang harus diperhatikan dalam menyiapkan ceramah adalah sebgai berikut:
·         Analisis sasaran (audience), baik dari sisi jumlah, usia, maupun kemampuan awal yang dimilikinya.
·         Analisis sifat materi yang sesuai dan cukup hanya dengan dituturkan atau diinformasikan.
·         Menyusun durasi waktu yang akan digunakan untuk ceramah secara efektif dan efisien serta memperkirakan variasi yang dapat dikembangkan.
·         Memilih dan menetapkan jenis media yang akan digunakan.
·         Menyiapakan sejumlah pertanyaan sebagai bentuk kontrol dan upaya memperoleh umpan balik.
·         Memberikan contoh dan analogi yang sesuai dengan pengalaman yang pernah diperoleh.
·         Menyiapkan ikhtisar yang sekiranya akan membantu kelancaran ceramah.
2.)    Tahap Pelaksanaan
·         Langkah Pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan keberhasilan pelaksanaan ceramah.
·         Langkah Penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materipembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan.
·         Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah
Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok – pokok materi agar materi pelajarn yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak menguap kembali. Ciptakanlah kegiatan – kegiatan  yang memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Perlu diperhatikan bahwa ceramah akan berhasil dengan baik jika didukung oleh metode-metode lainnya, misalnya Tanya jawab, tugas, latihan dan lain-lain. Metode ceramah wajar dilakukan jika ingin mengajarkan topic baru, tidak ada sumber bahan belajar siswa atau menghadapi jumlah siswa yang cukup banyak.
b.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Ada beberpa kelebihan sebagai alas an mengapa ceramah sering dilakukan.
1.)    Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Dikatakan murah karena proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode lain seperti demonstrasi atau peragaan. Dikatakan mudah karena ceramah karena hanya mengandalkan suara guru sehingga tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
2.)    Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya materi pelajaran yang cukup banyak dapat diringkas atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang simgkat.
3.)    Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang ditonjolkan. Artinya guru dapat mengatur pokok-pokok materi mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4.)    Melalui ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5.)    Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit asalkan siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, ceramah sudah dapat dilakukan.
Disamping beberapa kelebihan ceramh juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:
1.)    Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan karena apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa akan tergantung pada pa yang dikuasai guru.
2.)    Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
3.)    Ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan jika guru kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada didalam kelas, tetapi secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang kemana-mana, atau siswa mengantuk yang disebabkan oleh gaya bertutur guru yang tidak mnenarik.
4.)    Melalui ceramah sangat sulit untuk mengetahui apakan seluruh siswa sudah mengerti apa yag dijelaskan.walaupun siswa diberi kesempatan untuk bertanya, kemudian tidak ada seoarang pun yang bertanya, hal ini tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.

2.      Metode Demontrasi
Demontrasi merupakan salah satu metode yang cukup efektif karena membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa entang suatu proses, situasi, atau benda tertentu baik sebenarnya atau sekedar tiruan.
Menurut Saiful Sagal (2005) metode doemonstrasi adalah petunjuk tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata.
Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru.  Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih kongkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendunkung keberhassilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

a.       Langkah –Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi
1.)    Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
·         Merumuskan tujuan yang harus dicapai oelh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
·         Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan;
·         Melakukan uji coba demonstrasi.
2.)    Tahap Pelaksanaan
·         Langkah Pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
-          Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan;
-          Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa;
-          Mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting darri pelaksanaan demonstrasi.
·         Langkah Pelaksanaan Demonstrasi
-          Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi;
-          Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan;
-          Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.
-          Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
·         Langkah Mengakhiri Demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

b.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran, demonstrasi memiliki beberapa kelebihan diantaranya sebagai berikut:
1.)    Melalui metode demonstrasi, terjadinya verbalisme akan dapat dihindari karena siswa di suruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang di jelasakan;
2.)    Proses pembelajaran akan lebih menarik karena siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi;
3.)    Dengan cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian, siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
Selain beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya;
1.)    Metode demonstrasi memerlukan peresiapan yang lebih matang karena tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
2.)    Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah;
3.)    Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih propesional. Disamping itu, demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.


3.      Metode Diskusi
Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memcahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membeuat suatu keputusan (Killen, 1998). Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat adu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama – sama.
Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. keberatan tersebut biasanya timbul dari asumsi; 1) diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi hasilnya karena interaksi antar siswa muncul secara spontan sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan, 2) diskusi biasanya memrlukan waktu yang cukup panjang padahal waktu pembelajaran didalam kelas sangat terbatas sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru karena dengan perencanaan dan persiapan yang matang kejadian semacam itu bisa dihindari.
Dilihat dari pengorganisasian materi pembelajaran, ada perbedaan yang sangat prinsip mada metode diskusi dibandingkan metode sebelumnya, yaitu ceramah dan demonstrasi. Materi pelajaran dalam metode ceramah dan demonstrasi sudah diorganisir sedemikian rupa sehingga guru tinggal menyampaikannya, sedangkan pada metode diskusi bahan atau materi pembelajaran tidak diorganisir sebelumnya serta tidak disajikan secara langsung pada siswa, materi pembelajaran ditemukan dan diorganisir oleh siswa sendiri karena tujuan utama metode ini bukan hanya sekedar hasil belajar, tetapi yang lebih penting adalah proses belajar.
Secara umum ada dua jenis dikusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran, yaitu diskusi kelompok dan diskusi kelompok kecil. Diskusi kelompok dinamakan juga juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Pengatur jalannya diskusi adalah guru. Lain halnya pada diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari menyajikan masalah dengan beberapa sub masalah. Setiap kelompok memecahkan sub-masalah yang disampaikan guru. Proses dikusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
a.       Jenis-jenis Diskusi
Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain:
1.)    Diskusi Kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini adalah  : 1) guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang akan menjadi  moderator, siapa yang menjadi penulis; 2) sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10 sampai 15 menit; 3) siswa diberikan kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator; 4) sumber masalah memberi tanggapan; 5) moderator menyimpulkan hasil diskusi.
2.)    Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelopok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksaannya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi kedalam sub-masalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Setelah selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketuaa kelompok menyajikan hasil diskusinya.
3.)    Symposium
Symposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Symposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang  luas kepada siswa. Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, symposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasill kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya.
4.)    Diskusi panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan pendengar. Diskusi panel berbeda dengan jenis dikusi lainnya. Dalam diskusi panel, pendengar tidak terlibat secara langsung tetapi berperan hanya sekedar peninjau para panelis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh karena itu, agar diskusi panel aktif perlu digabungkan dengan metode lain, misalnyadengan metode penugasan. Siswa diberikan tugas untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.
5.)    Seminar
Seminar merupakan bentuk pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah orang untuk melakuakan kajian dan pembahasan suatu masalah (toppik atau tema) melalui gagas pikiran dan tukar pendapat yang dipandu oleh seorang ahli. Sebagaimana dijelaskan dalam KBBI (2008), seminar merupakan pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu  masalah di bawah pimpinan ahli (guru besar, pakar, dan sebagainya). Seminar biasanya diawali oleh ‘pembicara kunci’ (keynote speaker) yang tujuannya untuk memberikan arah (benang merah) materi dan jalannya diskusi. Setiap pembicara membahas suatu topic atau tema dan mengacu pada tema seminar atau masalah utama yang dibahas.
6.)    Lokakarya
Kegiatan lokakarya adalah bentuk pertemuan yang mebahas masalah praktis/teknis/oprasional yang biasanyamerupakan tindak lanjut dari hasil seminar sehingga hal-hal yang bersifat konseptual dapat diturunkan kedalam suatu produk yang siap dikembangkan atau dilaksanakan. Itulah nuansa berbeda antara seminar dan lokakarya (supriadie, 2012:142). Misalnya lokakarya penyusunan tentang teknis penyusunan program sekolah, teknis penyusunan silabus. Dengan hasill tersebut, para peserta akan dengan mudah menerapkan dan/atau melaksanakan hasil lokakaryanya tersebut.

b.      Langkah –langkah melaksanakan diskusi
Agar pelaksanaan diskusi berhasil dengan efektif, perlu dilakukan langkah-langkah sebagi berikut.
1.)    Langkah persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi diantaranya:
-          Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus;
-          Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai;
-          Menetapkan masalah yang akan dibahas;
-          Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus jika diperlukan.
2.)    Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi adalah sebagai berikut.
-          Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi;
-          Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan;
-          Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telan ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memperhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling mneyudutkan dan lain sebagainya;
-          Memberikan kesempatan yang sam kepada setipa pesrta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya;
-          Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.Hal ini sangat penting karena tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak focus.
3.)    Menutup Diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sebagi berikut.
-          Membuat pokok-pokok pembahasan sebagi kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi;
-          Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

c.       Kelebihan dan kelemahan Metode Diskusi
Ada beberapa kelebihan metode diskusi manakala diterpakan dalam kegiatan belajar mengajar.
1.)      Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususunya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
2.)      Dapat melatih untuk membeiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
3.)      Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakakn pendapat atau gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan seperti dibawah ini.
1.)    Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh dua atau tiga orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
2.)    Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas sehingga kesimpulan pun menjadi kabur.
3.)    Memerlukan waktu yang cukup panjang, dan kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4.)    Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat  emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.


4.      Metode Simulasi
Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pengajaran dapat dilakuakan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan akansebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Gladiresik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinyasuatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pengalaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat
Metode simulasi bertujuan untuk :1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat professional mauapun bagi kehidupan sehari hari, 2) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, 3) melatih memecahkan masalah, 4) meningkatkan keaktifan belajar, 5) memberikan motivasi belajar kepada siswa, 6) melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, 7) menumbuhkan daya kreatif siswa, dan 8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi (Depdiknas:2004).
a.       Jenis-jenis Simulasi
Metode simulasi terdiri dari beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut.
1.)    Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter dan sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-,asalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
2.)    Psikodrama
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk trapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya.
3.)    Role playing
Role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang di arahkan untu mengkreasi perstiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-pristiwa actual, atau kejadian kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang. Topic yang dapat diangkat untuk role plaing misalnya memainkan peran sebagai juru kampanya suatu partai atau gamabran keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi informasi.
4.)    Peer teaching
Peer teaching merupakan latihan mengajar yang dilakukan oleh siswa kepada tema-teman calon guru. Selain itu peer teaching merupakan kegaiatn pembelajran yng dilakukan seseorang siswa kepada siswa linnya dan salah satu siswa itu lebih memahami materi pembelajaran.
5.)    Simuasi game
Simulasi game merupakan bermain peran, para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan mematuhi peraturan yang ditentukan.
b.      Langkah – Langkah Simulasi
1.)    Persiapan simulasi
-       Menetapkan topic atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.
-       Guru memberikan gamaberan masalah dalam situasi yang akan di simulasikan
-       Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang di sediakan.
-       Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan sismulasi.
2.)    Pelaksanaan sismulasi
-       Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
-       Para siswa lainnya mengikuti denga penuh perhatian.
-       Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
-       Simulasi hendaknya dihentkan pada saat puncak. Hal ini dimaksudnkan untuk mendirong siswa berfikir dalam menyelesaikan masalah yang disimulasikan.
3.)    Penutup
-       Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun cerita yang disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi
-       Merumuskan kesimpulan

c.       Kelebihan dan kelemahan metode simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, diantaranya adalah sebagai berikut
1.)    Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2.)    Simulasi dapat mengembangkan kreatifitas siswa karna melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topic yang disimulasikan.
3.)    Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4.)    Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
5.)    Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembeljaran.
Disamping memiliki kelebihan, simulasi juga memunyai kelemahan, diantaranya :
1.)    Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak terlalu tepat dan sesuai dengan kenyataan dilapangan.
2.)    Pengelolaan yang kurang baik, saling menjadikan simulasi sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3.)    Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

5.      Metode Tugas dan Resitasi
Secara denotative, resitasi adalah pembacaan hafalan dimuka umu atau hafalan yang di ucapkan oleh murid-murid di dalam kelas. Save M. Dagun ( Supriadie : 2012) dalam kamus besar ilmu pengetahuan (2002 ) tertulis bahwa resitasi  ( sebagai istilah psikologi ) disebut sebagai metode belajar yang mengkombinasikan penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri.
Metode tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu atau kelompok. Tugas dan resitasi bisa dilaksanakan dirumah, disekolah, diperpustakaan dan tempat lainnya.
Uraian diatas menggambarkan bahwa resitasi sebagai metode ( belajar ) dan atau mengajar merupakan sebuah upaya membelajarkan siswa dengan cara memberikan tugas penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri, atau menampilkan diri dalam menyampaikan suatu ( puisi, syair, drama) atau melakukan kajian maupun uji coba sesuai dengan tuntutan kualifikasi atau kompetensi yang ingin dicapai. Resitasi dilakukan dalam rangka untuk merangsang siswa agar lebih aktif belajar, baik secara perorangan maupun kelompok, menumbuhkan kebiasaan untuk belajar mencari dan menemukan , mengembangkan keberanian dan tanggung jawab terhadap diri sendiri, dan memungkinkan untuk memperoleh hasil yang permanen.
a.       Menyiapkan Metode Pemberian Tugas  (resitasi)
Menyiapkan pemberian tugas (resitasi) diawali dengan membuat rancangan tugas sesuai dengan kompetensi dan indikator hasil belajar, materi pokok, uraian tugas yang harus dikerjakan, waktu yang dibutuhkan, dimana tugas harus dikerjakan, serta membuat format laporan secara jelas.
b.      Jenis dan langkah-langkah metode resitasi
Jenis-jenis tugas sangat banyak tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti, menyusun laporan, dan tugas dilaboratorium. Langkah-langkah menggunakan metode tugas/resitasi  adalah sebagai berikut.
1.)    Fase pemberian tugas.
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas dan tepat sesuai dengan kemapuan siswa, ada petunjuk yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup.
2.)    Langkah pelaksanaan tugas.
-       Diberikn bimbingan atau pengawasan oleh guru.
-       Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya.
-       Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri.
-       Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik.
3.)    fase pertanggung jawaban tugas
Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut .
-       Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan.
-       Ada Tanya jawab dan diskusi
-       Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau non tes atau cara lainnya.
Fase mempertanggung jawabkan tugas inilah yang disebut resitasi.

6.      Metode Tanya Jawab
Tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic karena pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertaya guru menjawab. Metode Tanya jawab dimaksudkan untuk merangsang berfikir siswa dan membimbingnya dalam mencapai atau mendapatkan pengetahuan. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa.
Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam metode Tanya jawab ini antara lain :
a.       Tujuan yang akan dicapai dari metode Tanya jawab
1.)    Untuk mengecek dan menegathui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
2.)    Untuk merangsang siswa berfikir
3.)    Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami
4.)    Memotivasi siswa untuk menimbulkan sikap kompetisi dalam belajar
5.)    Melatih muriduntuk berfikir dan berbiacra secara sistematis berdaarkan pemikikran orisinil
b.      Jenis pertanyaan
Pada dasarnya ada 2 jenis pertanyaan yang perlu diajukan, yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran. Pertanyaan ingatan dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa. Biasaanya pertanyaan berpangkal kepada apa, kapan, dimana, berapa, dan yang sejenisnya. Pertanyaan pikiran dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak dalam suatu persoalan. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata mengapa, bagaimana.
c.       Teknik mengajukan pertanyaan
Berhasil tidaknya metode Tanya jawab sangat bergantung pada teknik guru dalam mengajukan pertanyaan. Meode Tanya jawab biasanya digunakan jika:
1.)    Bermaksud mengulang bahan oelajaran
2.)    Ingin membangkitkan siswa belajar
3.)    Tidak terlalu banyak siswa
4.)    Sebagai selingan metode ceramah

7.      Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelpomok kecil (sub-sub kelompok) kelpompok isa dibuat berdssarkan :
a.       Perbedan individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu sifatnya heterogen dalam belajar
b.      Perbedaan minat belajar, diat kelompok yang terdiri atas siswa yang mempunyai minat yang sama
c.       Pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita berikan
d.      Pengelompokan ats dasar wilayah tempat tinggal siswa yang tinggal ydlam satu wilayah yang dkelompokan dalam satu kelompok sehingga memudahkan koordinasi kerja
e.       Penelompokan secara random atau diundi, tidak melihat faktor-faktor lain.
f.       Pengelompokan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelompok wanita
Sebaiknya dalam satu kelompok bersifat heterogen, baik dari segi kemampuan belajar maupun jeni skelamin. Hal ini dmaksudkan agar kelompok-kelompok tersebut tidak berat sebelah ( ada kelompok yang baik dan ada kelompom yang kurang baik). Jika dilihat dari segi proses kerjanya, kerja kelompok dibagu menjadi 2, yaitu kelompok jangka pendek dan kelompok jangka panjang. Kelompok jangka pendek, artinya jagka waktu untuk bekerja dalam kelompok tersebut hanya pada saat itu saja. Jadi sifatnya incidental . kelompok jangka panjang , artinya proses kerja dalam kelompok itu hanya pada saat itu saja, mungkin berlaku untuk satu periode  tertentu sesuai dengan tugas atau masalah yang akan dipecahkan.
Untuk mencapai hasil yang baik, faktor yang harus diperhatikan dalam kerja kelompok adalah :
a.       Perlu adanya dorongan yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota
b.      Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai satu unit yang dipecahkan bersama, atau masalah dibagibagi untuk dikerjakan masingmasing secara individual. Hal ini bergantung keada komplek tidaknya masaalh yang akan dipecahkan
c.       Persaingan yang sehat antar kelompok biasanya mendorong anak untuk belajar
d.      Situasi yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan berhasil tidaknya kerja kelompok.

8.      Metode Problem Solving
Problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode belajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir karena dalam problem solving dapat menggunakan metode metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.
Pembelajaran ini merupakan pelajaran berbasis malsah, yakni pembelajaran yang berorientasi “learner centered” dan berpusat pada pemecahan suatu maslaah oleh siswa melalui kerja kelompok. Metode pronlem solving sering disebut “ metode ilmiah” ( scientific method) karena langkah langkah yang digunakan adalaha langkah ilmiaj\h yang dimulai dari : merumuskan masalah, merumuskan jawaban sementara (hipotesis), mengumpulkan dan mencari data/fakta, menarik kesimpulan / melakukan generalisasi, dan mengaplikasikan temuan kedalam situasi baru. Langkah-langkan metode problem solving.
a.       Menyiapkan isu atau masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya juga sesuai materi yang disampaikan dan kehidupan real siswa/keseharian.
b.      Menuliskan atau tjuan dan kompetensi yang hendak dicapai.
c.       Mencari data atau keterangan yang dapat digunkan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertana dan lain-lain .
d.      Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telh diperoleh, pda langkah kedua diatas.
e.       Mengujunkebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini, siswa harus berusaha memecahkan masalh sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul cocock dengan jawaban semetara atau sama sekli tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban tersebt, tentu sja diperlukan metode-metode lainnya seperti demontrasi.
f.       Tugas, diskusi, dan lain-lain.
g.      Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai pada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.

9.      Metode Sistem Regu (Team Teaching)
Team teaching pada dasarnya ialah metode mengajar 2 orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa. Jadi kelas dihadapi oleh beberapa guru. Stem regu banyak macamnya. Untuk satu regu tidak hanya dihadapi guru secara formal saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan.
Hal-hal yang harus diperhatikan daalm pelkasanaan meode team teaching.
a.       Harus ada program pelajaran yang disusun bersama team tersebut sehingga betul-betul jelas dan terarah sesuai dengan tuas masing-masing dalam team tersebut.
b.      Membagi tugas tiap opik kepada gru tersebut sehingga masalh bimbingan pada siswa terarah dengan baik.
c.       Harus dicegah janga sampai terjadi jam bebas akibat ketidak hadiran seseorang guru anggota team

10.  Metode Latihan
Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajar. Drill secara denotative merupakan tindakan untuk meningkatkan keterampilan dan kemahiran. Sebagi sebuah metode , drill adalah cara memblajarkan siswa untuk mengembngkan kemahiran dan keterampilan serta dapat mengembangkan sika dan kebiasaan. Latihan atau terlatih eruakan proses belajar dan mebiaaskan diri agar mampu melakukan sesuatu. Mengingat latihan ini kirang mengembangkan bakat / initsiatip siswa untuk berfikir, hendaknya guru / pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode drill.
a.       Latihan, digunakan untuk halhal yang bersifat motorik, seperti menulis, permainan, pembuataan dan lain-lain.
b.      Untuk melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan penggunaan rumus-rumus, dan lain-lain.
c.       Untuk melatih hubungan , tanggapan, seperti penggunaan bahasa, grafik, symbol peta, dan lain-lain
Prinsip dan petunjuk menggunakan metodte drill
a.       Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertetu
b.      Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Jika kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan agar lebih sempurna
c.       Latihan tidak perlu lama asalkan sering dilaksanakan.
d.      Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa
Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan berguna

11.  Metode Karyawisata (Field - Trip)
Karyawisata mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata disini artinya kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar, contoh nya mengajak siswa ke gedung pengadilan selama 1 jam pelajaran. Jadi, karyawisata tersebut tidak mengambi tempat yang jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour.
Langkah-langkah pokok dalam peaksaan karyawisata adalah seperti penjelasan dibawah ini.
a.       Perencanaan karyawisata
1.)    Merumuskan tujuan karyawisata
2.)    Menetapkan objek karyawisata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3.)    Menetapkan lama na karyawisata
4.)    Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karyawisata
5.)    Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan
b.      Pelaksaaan karyawisata
Fase ini merupakan pelaksaan kegiatan belajat ditempat karyawisata dengan bimbingan guru. Kegiatan belajar ini harus diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan pada fase perencanaan diatas.
c.       Tindak lanjut
Pada akhir karyawisata, siswa diminta laporannya baik lisan maupun tertulis mengenai inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karyawisata.



Banyak metode yang bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar, setiap metode yang telah dipaparkan diatas mulai dari metode ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, tugas dan resitasi, tanya jawab, kerja kelompok, problem solving, sistem regu (team teaching), latihan (drill), dan karyawisata (field-trip) pada dasarnya dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar, hanya saja dalam pemilihan metode-metode tersebut disesuaikan dengan strategi apa yang akan digunakan agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai tanpa mengabaikan hal yang menjadi inti dari suatu pembelajaran yaitu proses perubahan perilaku.
Penentuan dan pemilihan metode dalam pembelajaran harus mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran. Menurut Anitah dkk (2007:5.6) bahwa faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan penggunaan metode belajar adalah sebagai berikut:
1.      Tujuan Pembelajaran atau Kompetensi Siswa
Tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai siswa merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar. Ada beberapa tingkatan dalam tujuan pembelajaran, tujuan yang paling tinggi yaitu Tujuan Pendidikan Nasional (TPN), kemudian dijabarkan pada Tujuan Satuan Pendidikan (institusional), Tujuan Bidang Studi/Mata Pelajaran, dan Tujuan Pembelajaran (Instruksional).
Tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar merupakan pernyataan yang diharapkan dapat diketahui, disikapi dan atau dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Rumusan tersebut sebagai dasar acuan dalam melakukan pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan metode mengajar harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai siswa. Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, Tujuan bidang studi adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu mata pelajaran atau suatu bidang studi, sedangkan tujuan pembelajaran yaitu tujuan yang harus dicapai dalam suatu pokok bahasa.

2.      Karakteristik Bahan Pelajaran/Materi Pelajaran
Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode mengajar adalah karakteristik bahan pelajaran. Ada beberapa aspek yang terdapat dalam materi pelajaran, aspek tersebut terdiri dari :
a.        Aspek konsep (concept)
Konsep merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan pengertian, atribut, karakteristik, label atau ide dan gagasan sesuatu. Artinya, guru akan memilih metode mana yang dianggap sesuai jika akan mengajarkan tentang konsep, begitu juga dengan aspek yang lainnya.
b.      Aspek fakta (fact) Fakta merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang lalu, data-data yang memiliki esensi objek dan waktu, seperti nama dan tahun yang berhubungan dengan peristiwa atau sejarah.
c.       Aspek prinsip (principle), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan aturan, dalil, hukum, ketentuan, dan prosedur yang harus ditempuh. Aspek proses (process), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan rangkaian kegiatan, rangkaian peristiwa, dan rangkaian tindakan.
d.      Aspek nilai (value), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan aspek perilaku yang balk dan buruk, yang benar dan salah, yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi banyak orang.
e.       Aspek keterampilan intelektual (intellectual skills), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan menyelesaikan persoalan atau permasalahan, berpikir sistematis, berpikir logis, berpikir taktis, berpikir kritis, berpikir inovatif, dan berpikir ilmiah.
f.       Aspek keterampilan psikomotor (psychomotor skills), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan fisik.

3.      Waktu yang Digunakan
Pemilihan metode mengajar juga harus memperhatikan alokasi waktu yang tersedia dalam jam pelajaran, ada beberapa metode mengajar yang dianggap relatif banyak menggunakan waktu, seperti metode pemecahan masalah, dan inkuiri. Penggunaan metode ini kurang tepat jika digunakan pada jam pelajaran yang alokasi waktunya relatif singkat sehingga penguasaan materi tidak akan optimal demikian pula dengan pembentukan kemampuan siswa.

4.      Faktor Siswa(Peserta Didik)
Faktor siswa merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar, selain faktor-faktor yang telah dikemukakan di atas. Aspek yang berkaitan dengan faktor siswa terutama pada aspek kesegaran mental (faktor antusias dan kelelahan), jumlah siswa dan kemampuan siswa. Guru harus bisa mengelola pembelajaran berdasarkan jumlah siswa dan harus mengatur tempat duduk supaya sesuai dengan kondisi siswa dalam belajar. Posisi tempat duduk tidak harus seperti kelas formal reguler, tetapi bersifat fleksibel dan mendukung terhadap proses pembelajaran. Demikian pula dengan kemampuan siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Umpamanya dalam proses pembelajaran, guru akan menggunakan metode eksperimen atau pemecahan masalah maka siswa yang bersangkutan harus sudah memahami tentang cara belajar eksperimen atau yang lainnya.

5.      Fasilitas, Media, dan Sumber Belajar
Supaya memperoleh basil belajar yang optimal maka setiap peristiwa pembelajaran harus dirancang secara sistematis dan sistemik. Prinsip-prinsip belajar yang dijadikan landasan dalam pembelajaran diantaranya adalah ketersediaan fasilitas, media, dan sumber belajar. Guru tidak akan memilih metode mengajar yang memungkinkan menggunakan fasilitas atau alat belajar yang beragam jika di sekolahnya tidak memiliki fasilitas dan alai belajar yang lengkap. Dalam hal ini perlu diupayakan, apabila guru dan siswa akan menggunakan alat atau fasilitas maka guru bersangkutan sebelum pembelajaran harus mempersiapkan terlebih dahulu. Media pesan lisan (bahasa) harus dapat dipahami siswa sehingga siswa tidak menimbulkan verbalisme. Pemberdayaan media maupun bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Sumber ; Makalah Kurikulum 2013







Tidak ada komentar:

Posting Komentar