Pada dasarnya manusia merupakan makhluk pembelajar. Sebagai contoh, bayi di
masa petumbuhannya akan mengalami proses miring, tengkurap, merangkak, berjalan
dan akhirnya berlari. Hal ini semua bisa mereka lalui karena mereka belajar
untuk bisa melakukannya. Tidak ada orang yang memberikan pelajaran bagaimana
cara merangkak, atau cara berdiri. Ketika waktunya sudah tiba, maka anak akan
belajar sendiri untuk melakukannya.
Pada masa-masa pertumbuhannya, orang tua atau orang-orang terdekat, sering
melarang bayi ketika memegang sesuatu. Seperti contoh ketika bayi di usia satu
tahun, mereka sering memasukkan barang ke mulutnya. Atau ketika mereka melihat
sebuah benda, dan mereka ingin memegangnya, orang tua sering melarang anak
melakukannya. Sayangnya banyak yang tidak menyadari cara mereka melarang anak
keliru, seperti membentak dan memberikan alasan yang tidak jelas. Akibat dari
perilaku keliru ini bisa saja membuat anak malas untuk belajar ke depannya.
Ketika anak memasuki usia sekolah, anak sangat susah untuk diajak belajar
mengenal huruf dan angka atau belajar hal-hal lainnya.
Anehnya ketika anak ditanya masalah apa yang mereka senangi, mereka akan
menjawab dengan antusias. Sebagai contoh jika dia suka dengan permainan
sepakbola dan menyukai salah satu klub, mereka akan menjawab dengan lantang.
Bahkan mereka sangat hafal dengan apa yang berkaitan dengan klub tersebut baik
nama pemain, nomor punggung, bahkan pelatihnya.
Dengan bukti tersebut, bisa disimpulkan bahwa anak tidaklah bodoh. Anak
dilahirkan dengan kemampuan otak yang sama sehingga tidak ada kata anak bodoh
dan pintar. Hanya saja perlakuan yang keliru ketika anak dalam masa pertumbuhan
seperti yang digambarkan di ataslah yang membuat anak menjadi malas belajar.
Lalu bagaimana menumbuhkan semangat belajar pada anak dengan kondisi seperti
ini? Ada beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk membuat anak menjadi
pribadi yang rajin dalam belajar.
Dimulai dari Orang Tua
Tidak dipungkiri bahwa waktu seorang anak banyak dihabiskan dengan orang tuanya
terutama sang ibu. Jadi Anda sebagai orang tua harus memulai mengubah hal-hal
buruk yang mungkin bisa menjadi contoh yang kurang baik untuk anak. Contohnya,
Anda meminta mereka untuk belajar tapi Anda malah asyik melihat sinetron. Tidak
mungkin anak akan memiliki semangat belajar karena Anda sudah memberi contoh
yang kurang baik. Hindari juga memerintah dengan kata yang kasar atau kekerasan
fisik seperti mencubit. Hal itu bukan memberikan efek baik tapi anak malah
trauma dan membuatnya menjadi pribadi yang pendiam dan tidak percaya diri.
Ajaklah anak untuk belajar dengan cara yang baik. Lebih baik lagi jika Anda
mendampinginya dan mengajarkan dengan cara yang menyenangkan. Di usia ini, anak
masih dengan dunia permainan. Cobalah untuk mengajak mereka belajar tapi
dibalut dengan permainan. Sehingga mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang
belajar melainkan sedang bermain.
Tanya Aktivitasnya di Sekolah
Ketika anak pulang dari sekolah, cobalah tanyakan apa aktivitas yang
membuat dia senang ketika di sekolah. Otomatis anak akan bercerita mengenai
kegiatan apa saja yang membuatnya senang hari itu. Dengan mengajak anak
bercerita hal-hal positif ini, akan menanamkan ke jiwa anak bahwa sekolah
merupakan tempat yang menyenangkan.
Selain itu, mengajak mereka bercerita juga membuat daya ingat mereka cukup
bagus. Bisa jadi dengan aktivitas bertanya yang cukup simpel ini, membuat anak
memiliki hobi bercerita. Tidak hanya bercerita kepada Anda dan keluarga, mereka
bisa bercerita di hadapan banyak orang. Hal ini bisa menumbuhkan bakat anak
yang dapat membuat mereka menjadi anak yang percaya diri dan tidak minder.
Sugesti Positif
Sugesti positif yang diberikan kepada anak, saat mereka tidur adalah waktu
yang tepat. Ketika anak akan tidur, biasanya ibu akan membacakan cerita
terlebih dahulu. Ketika anak sudah terlelap di alam mimpi, bisikkan di telinga
mereka bahwa belajar merupakan kegiatan yang menyenangkan, tidak kalah
menyenangkan dengan aktivitas bermain. Sugesti ini memang diberikan kepada anak
dalam posisi tidur. Tapi kata-kata yang dibisikkan ini dapat direkam oleh otak
dan masuk ke dalam lubuk hati yang paling dalam. Apalagi mengucapkannya dengan
penuh kasih sayang, maka tanpa mereka sadari sugesti itu masuk ke dalam alam
bawah sadarnya.
Sugesti ini juga bisa diberikan ketika anak dalam keadaan sadar. Ketika
anak membuat sesuatu, berilah mereka pujian. Misalnya ketika dia menggambar,
katakan dengan antusias bahwa gambar mereka bagus. Meskipun gambarnya hanya
sekumpulan garis tak berbentuk, dengan memberikan pujian itu anak akan merasa
dihargai apa yang mereka lakukan. Penghargaan itu akan membuat anak memiliki
rasa percaya diri. Jika anak memberikan hasil gambarnya dan Anda mengatakan
dengan sedikit kasar gambar apa ini, bisa jadi mereka akan menjadi pribadi yang
pemalu dan minder untuk tampil di depan orang.
Pelajaran dan Kegunaannya
Ketika mereka belajar sesuatu, jelaskan bahwa ilmu yang mereka pelajari
memiliki kegunaan untuk hidupnya. Seperti belajar menghitung, bisa membuat anak
menghitung jumlah mainan yang mereka miliki. Ketika belajar bahasa Inggris,
mereka tidak perlu kebingungan mengerti apa maksud sebuah percakapan ketika
melihat film kartun kesukaan mereka. Dengan memberikan gambaran kegunaan dari
sebuah pelajaran, maka semangat sang anak dalam belajar dapat mengalami
peningkatan hari demi hari.
Beri Penghargaan
Poin ini hampir sama dengan pemberian sugesti ketika anak dalam kondisi
sadar. Ketika anak melakukan apapun, berikanlah penghargaan. Misalnya kalimat
“kamu hebat” dengan nada bangga. Jika mereka melakukan kesalahan seperti nilai
yang buruk, hindari untuk langsung memarahinya. Berikan pengertian bagaimana
kalau nilai mereka terus buruk. Pembicaraan dari hati ke hati, akan membuat
anak merasa dihargai dan merasa nyaman untuk berbicara kepada orang tua. Karena
banyak anak yang tidak mau bercerita kepada orang tuanya disebabkan oleh orang
tua tidak memberikan rasa nyaman untuk mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar