A.
Pengertian
Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan
sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan
pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas,
kecuali melalui medium kehidupan sosial.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia
tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta bagaimana
tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan.Adapun yang dimaksud
Istilah sosial adalah ”Sosial” berasal dari akar kata bahasa Latin Socius, yang
artinya berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan
dan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan
bersama atau masyarakat.
Menurut
kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu
juga manusia memiliki akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan.
Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup
bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir
akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan
sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia
dikatakan sebagai makhluk sosial karena:
1. Pada
diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan
orang lain
2. Manusia
tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia
3. Di
dalam kehidupannya, manusia tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh orang lain,
masyarakat dan lingkungan
4. Manusia
diharuskan tunduk pada aturan, norma sosial yang ada
5. Perilaku
manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain
6. Potensi
manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan
manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan
bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau
bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Manusia
sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan
sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini berarti
membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya. Maksudnya tiap
manusia saling membutuhkan satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan
berinteraksi. Manusiapun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling
berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya. Manusia
bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan untuk
menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan
hidup sejenisnya.
B.
Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Telah
berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan
pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki
unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1. Dorongan untuk makan
2. Dorongan untuk mempertahankan
diri
3. Dorongan untuk melangsungkan
jenis
Dari tahapan
diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang
makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling
ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan
oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam
perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam
arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
1.
Penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan,
dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar
sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
2.
Penghematan tenaga dimana ini adalah
merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari
manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif
dan efisien.
Pada umumnya
hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga
terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas
bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi
untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas
bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi
ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk
interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud
adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar
faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga
hal yakni :
1. Tekanan
emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
2. Harga
diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia
yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan
orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan
kasih sayang orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti
semula.
3. Isolasi
sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham
atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis. Manusia adalah
makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai
apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena
manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk
mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari
individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
Manisfestasi
manusia sebagai makhluk sosial, nampak pada kenyataan bahwa tidak pernah ada manusia
yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa bantuan orang lain.
C.
Kedudukan Manusia sebagai Makhluk
Sosial
Manusia
sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi
kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu
membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi,
berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa
sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Hakekat
manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk hukum, mendirikan
kaidah perilaku, serta bekerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Dalam
perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau organissai harus saling
membantu. Sebab kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada kemampuan
manusia untuk kerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Kerjasama sosial
merupakan syarat untuk kehidupan yang baik dalam masyarakat yang saling
membutuhkan.
Kesadaran
manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasa tanggungjawab untuk
mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada wujud sosial yang ”besar”
dan ”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu non formal (masyarakat)
maupun dalam bentuk-bentuk formal (institusi, negara) dengan wibawanya wajib
mengayomi individu.
D.
Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk
Sosial
Di dalam
kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan
untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia
adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan
kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu
hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup
dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung
konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan
positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak
manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu.
Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan
bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti
saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya
terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional
yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari
orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri
pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut
hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang
lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat. Dalam berhubungan dan
berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih
baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh
manusia. Imanuel Kant mengatakan, "Manusia hanya dapat menjadi manusia
karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan
menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan
dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi
penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi
seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti
bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah,
manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.Manusia dikatakan
mahluk sosial yaitu mahluk yang di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri
dari pengaruh manusia lain. Manusia dikatakan mahluk sosial, juga di karenakan
pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain.
Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain.
Seringkali didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing.
Misalnya, orangkaya cenderung berteman dengan orang kaya. Orang yang berprofesi
sebagai artis, cenderung mencari teman sesama artis.
Manusia sebagai makhluk sosial
artinya manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana
untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini berarti membutuhkan lingkungan
sosial sebagai salah satu habitatnya maksudnya tiap manusia saling membutuhkan
satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan berinteraksi. Manusia pun
berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya
dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.Manusia bertindak sosial dengan cara
memanfaatkan alam dan lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan
kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan hidup sejenisnya. Namun potensi yang
ada dalam diri manusia itu hanya mungkin berkembang bila ia hidup dan belajar
di tengah-tengah manusia. Untuk bisa berjalan saja manusia harus belajar dari
manusia lainnya.
Tanpa bantuan manusia
lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang
lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa
alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam
kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya.
Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain.
Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia
selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga
masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan
interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti
positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari
nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh
interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak
pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan
yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian
yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi
badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan
kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula.
Manusia memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri pengakuan, dan berbagai
rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh
apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu
tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kantmengatakan, “manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Cooley berpendapat bahwa looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap.Pada tahap pertama, seseorang mempunyai presepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kantmengatakan, “manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Cooley berpendapat bahwa looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap.Pada tahap pertama, seseorang mempunyai presepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya.
Tahap kedua, seseorang mempunyai presepsi mengenai penilaian orang lain
terhadap orang lain terhadap penampilannya.
Tahap ketiga, seseorang mempunyai perassaan terhadap apa yang dirasakannyt
yang tinggi ua sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.
Contohnya : seseorang cenderung memperoleh nilai rendah misalnya 5 atau 4
dalam ujian-ujian semesternya, misalnya bahwa para guru di sekolahnya
menganggapnya ia bodoh. Ia merasa pula bahwa karena ia dinilai bodoh maka ia
kurang di hargai para gurunya. Karena merasa kurang di hargai, siswa tersebut menjadi
murung. Jadi disini perasaan diri sendiri seseorang merupakan pencerminan diri
penilaian orang lain (looking-gass self)
Salah satu peranan
dikaitkan dengan sosialisasi oleh teori george herbert mead.l dalam teorinya
yang diuraikan dalam buku mind, self, and society (1972), mead menguraikan
tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggita
masyarajat lain. Menurut mead pengembangan diri manusia ini berlangsung melalui
beberapa tahap play stage, tahap game stage, dan tahap generalized other.
Play stage = seseorang mulai belajar mengambil pernana orang-orang yang
berada di sekitarnya atau bisa di sebut tahap meniru
Game stage = anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus
dijalankannya, tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh
orang lain dengan siapa ia berinteraksi.Generalized other = seseorang diangap
telah mampu mengambil pernan yang dijalankan orang lain dalam masyarakat.
Sosialisasi merupakan
proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam kaitan inilah para pakar
berbicara mengenai bentuk-bentuk sosialisasi, Seperti sosialisasi setelah masa
kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan berkesinambungan. Light
et al. (1989 : 130) mengumumkan bahwa setekah sosialisasi dini yang dinamakan
sosialisasi primer kita jumpai sosialisasi sekunder.Berger dan luckmann (1967)
mendefinisikan sosialisasi primer = sosialisasi pertama yang dijalani individu
semasa kecil melalui mana ia menjadi anggota masyarakat, sedangkan sosialisasi
sekunder mereka mendefinisikan sebagai proses berikutnya yang memperkenalkan
individu yang telah disosialisasikan kedalam sektor bary dari dunia objektif
masyarakatnya. Sosialisasi perimer berakhir apabila konsep tentang orang lain
pada umumnya telah berentuk dan tertanam dalam kesadaran individu. Karena
manusia adalah mahluk sosial, mereka berinteraksi dengan yang lain tidak
selamanya interaksi itu berjalan dengan baik, terkadang menimbulkan hal-ha lain
yang negatif.
Sifat-sifat negatif yang
sering ditampilkan itu disebut prasangka (lrejudice). Prasangka merupakan suatu
istilah yang mempunyai berbagai makna. Namun dalam keitannya dengan hubungan
antarkelompok istilah ini mengacu pada sikap permusuhan yang ditujukan terhadap
suatu kelompok tersebut mempunyai ciri-ciri yang tudak menyenangkan.
Sumber ; Makalah Ilmu Pendidikan sosial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar