Sabtu, 31 Desember 2016

Apakah Aku Manusia ?

1. Filsafat menurut Immanuel Kant adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang di dalamnya tercakup empat persoalan:
1.      Apakah yang dapat kita kerjakan (jawabannya metafisika)
2.      Apakah yang seharusnya kita kerjakan (etika)
3.      Sampai dimanakan harapan kita (agama)
4.      Apakah yang di namakan manusia (antropologi)
Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada (Plato). Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (Aristoteles).

Selanjutnya kita akan membahas tentang persoalan filsafat mengenai ‘Apakah yang dinamakan Manusia’
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Pengertian Manusia menurut beberapa ahli :

NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.

ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.

UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.

Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang diutus sebagai khlifah di bumi dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis maupun rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya. Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan selaras dan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki.

2. Ciri-Ciri Manusia

Manusia sebagai makhluk hidup umumnya mempunyai ciri-ciri: 
a) Organ tubuhnya lengkap dan sangat khusus terutama otaknya,
b) Mengadakan metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat dalam arti ada zat masuk dan keluar,
c) memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar,
d) memiliki potensi untuk berkembang,
e) tumbuh dan berkembang,
f) berinteraksi dengan lingkungannya,
g) bergerak.
Bila kita bandingkan tubuh manusia dengan tubuh hewan tingkat tinggi lainnya, maka tubuh manusia lemah, misalnya : Gajah, harimau, burung, buaya. Gajah dapat mengangkat balok yang berat, harimau dapat berjalan cepat, burung dapat terbang, buaya dapat berenang cepat. Tetapi rohani manusia yaitu akal budi dan kemauannya sangat kuat, sehingga dengan akal budi dan kemauannya itu manusia dapat mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dengan kedua alat itu manusia dapat mengangkat barang puluhan ton, berlari dengan mobil lebih cepat, dan sebagainya. Dengan akal budi dan kemauan kerasnya itulah sifat unik dari manusia, disamping itu manusia dapat belajar dan mengajar anaknya. Banyak orang yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Tuhan menciptakan manusia dengan bentuk fisik anatomi lengkap dengan akal budi. Hal inilah yang membedakan manusia dengan mkhluk yang lain. Manusia merupakan makhluk sosial, karena manusia tidak akan pernah bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. Selain itu, manusia juga merupakan makhluk ekonomi karena kehidupan yang dijalani manusia tidak pernah bisa terlepas dari aneka kegiatan ekonomi.
Berikut ini adalah ciri - ciri manusia:
·         CIRI FENOTATIF
Ciri fenotatif adalah ciri yang nampak secara fisik dan dapat dilihat secara kasat mata. Ciri inilah yang biasanya dijadikan pedoman dalam membedakan satu orang dengan orang yang lain secara umum.
Ciri fenotatif ini dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
1. Ciri fenotatif kualitatif:
  • Warna kulit
  • Warna rambut
  • Bentuk hidung
  • Bentuk mata
  • Bentuk dagu
  • Bentuk bibir

2. Ciri fenotatif kuantitatif:
  • Tinggi badan
  • Berat badan
  • Ukuran bentuk kepala
·         CIRI FILOGENETIK
Ciri filogenetik adalah ciri - ciri manusia yang berhubungan dengan hubungan asal - usul antara ras - ras dan perkembangannya. Jadi dengan ciri filogenetik ini bisa ditelusuri nenek moyang dari sorang manusia termasuk semua generasi keturunannya. Biasanya ciri filogenetik ini juga berhubungan dengan ciri fenotatif karena masing - masing ras memiliki ciri fisik tertentu.
Contoh dari ciri filogenetik ini adala:
Keturunan Jawa
Keturunan Eropa
·         CIRI GENETIK
Ciri genetik manusia ini memperlihatkan garis keturunan darah  yang berasal dari pendahulunya. Bila ciri filogenetik bersifat lebih umum dan lebih luas, maka pada ciri genetik ini  lebih bersifat spesifik

3. Untuk apa Manusia diciptakaan ?

Allah menciptakan alam semesta (termasuk manusia) tidaklah dengan palsu dan sia-sia (QS. As-Shod ayat 27). Segala ciptaan-Nya mengandung maksud dan manfaat. Oleh karena itu, sebagai makhluk yang paling mulia, sekaligus sebagai khalifah di muka bumi, manusia harus meyadari terhadap tujuan hidupnya. Dalam konteks ini, al-Qur’an menjelaskan, bahwa manusia memiliki bebrapa tujuan hidup, diantaranya adalah sebagai berikut;
Menyembah Kepada Allah (Beriman). Keberadaan manusia di muka bumi ini bukanlah ada dengan sendirinya. Manusia diciptakan oleh Allah, dengan dibekali potensi dan infrastruktur yang sangat unik. Keunikan dan kesempurnaan bentuk manusia ini bukan saja dilihat dari bentuknya, akan tetapi juga dari karakter dan sifat yang dimiliki oleh manusia. Sebagai ciptaan, manusia dituntut memiliki kesadaran terhadap posisi dan kedudukan dirinya di hadapan Tuhan. Dalam konteks ini, posisi manusia dihadapan Tuhan adalah bagaikan “hamba” dengan “majikan” atau “abdi” dengan “raja”, yang harus menunjukan sifat pengabdiaan dan kepatuhan. Tujuan hidup manusia
Pada hakikatnya tujuan manusia dalam menjalankan kehidupannya mencapai perjumpaan kembali dengan Penciptanya. Perjumpaan kembali tersebut seperti kembalinya air hujan kelaut. Kembalinya manusia sesuai dengan asalnya sebagaimana dalam dimensi manusia yang berasal dari Pencipta maka ia kembali kepada Tuhan sesuai dengan bentuknya misalkan dalam bentuk imateri maka kembali kepada pencinta dalam bentuk imateri sedangkan unsur mteri yang berada dalam diri manusia akan kembali kepada materi yang membentuk jasad manusia. Perjumpaan manusi dengan Tuhan dalam tahapan nafs, yang spiritual dikarenakan nafs spiritual yang sangat indah dan Tuhan akan memanggilnya kembali nafs tersebut bersamanya. Nafs yang dimiliki oleh manusia merupakan nafs yang terbatas akan kembali bersama nafs yang mutlak dan tak terbatas, dan kembalinya nafs manusia melalui ketauhidan antara iman dan amal sholeh. Pertemuan nafs manusia dengan nafs Tuhan merupakan perjumpaan dinamis yang sarat muatan kreatifitas dalam dimensi spiritualitas yang bercahaya. Kerjasama kreatifitas Tuhan dengan manusia dan melalui keratifitasnya manusia menaiki tangga mi’raj memasuki cahaya-Nya yang merupakan cahaya kreatifitas abadi.
Proses bertemunya nafs manusia dengan Tuhan dalam kondisi spiritual tercapai jika manusai berusaha membersihkan diri dari sifat yang buruk yang ada padanya. Perjumpaan nafs tersebut dapat dilihat pada sufi yang memenculkan berbagai macam ekspresi dalam perjumpaannya. Sebagaimana yang terjadi pada al Halaj, Yazid al Bustami Rabiah al Adawiyah dan yang lain mereka memiliki ekspreasi dan kelakuan yang berbeda ketika meresakan berteumnya dengan Pencipta. Tetapi dari sini manusai mendaki tangga mi’raj menuju nafs Tuhan dengan cinta dan karena cinta pula terbentuknya alam serta manusia. Setelah menyatunya manusia dalam dimensi spiritual dengan Pencipta, lantas tak memperdulikan dengan yang lain dengan menyatu terus dengan pencipta. Tetapi manusia setalah menyatu, memahami cinta pada Pencita itu dimanifestasikan cinta tersebut untuk sesama manusia dan alam. Proses penebaran cinta tersebut menjadikan manusia dapat bermanfaat pada yang lain menjadika diri sebagai cerminan Tuhan dalam muka bumi. Pencitraan Tuhan dalam diri manusia menjadikan ia sebagai insan kamil dan dalam ajaran agama dapat menjadi rahmat bagi yang lain baik sesama manusia ataupun alam.

4.  Apa fungsi dan peran manusia  di dunia ?

Di dalam Al Qur’an disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada manusia.
• Menjadi abdi Allah. Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi kepada Allah dan tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada nafsu dan syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah makhluk yang mau melaksanakan apapun perintah Allah meski terdapat resiko besar di dalam perintah Allah. Abdi juga tidak akan pernah membangkang terhadap Allah. Hal ini tercantum dalam QS Az Dzariyat : 56“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”
• Menjadi saksi Allah. Sebelum lahir ke dunia ini, manusia bersaksi kepada Allah bahwa hanya Dialah Tuhannya.Yang demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar di hari akhir nanti. Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman kepada Allah tapi orang tuanya yang menjadikan manusia sebagai Nasrani atau beragama selain Islam
• “Dan (ingatlah), keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):”Bukankah Aku ini Tuhanmu?”. Mereka menjawab:”Betul (Engkau Tuhan Kami),kami menjadi saksi”.(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:”Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini(keesaan Tuhan)”
• Khalifah Allah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk berbuat sesuai dengan misi yang telah ditentukan Allah sebelum manusia dilahirkan yaitu untuk memakmurkan bumi. Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan sebagai Raja atau Presiden tetapi yang dimaksud sebagai kholifah di sini adalah seorang pemimpin Islam yang mampu memakmurkan alam dengan syariah-syariah yang telah diajarkan Rosulullah kepada umat manusia. Dan manusia yang beriman sejatilah yang mampu memikul tanggung jawab ini. Karena kholifah adalah wali Allah yang mempusakai dunia ini.
Sehingga seorang khalifah harus benar-benar memiliki akhlak Al Quran dan Al Hadis.
Dengan berpedoman pada QS Al Baqarah:30-36, maka status dasar manusia adalah sebagai khalifah (makhluk penerus ajaran Allah) sehingga manusia harus :
1.  Belajar. Manusia sebagai khalifah harus mau belajar. Obyek belajar nya adalah ilmu Allah yang berwujud Al Quran dan ciptaanNya.
 2. Mengajarkan Ilmu. Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah maka wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain.Yang dimaksud dengan ilmu Allah adalah Al Quran dan juga Al Bayan

3. Membudayakan Ilmu. Ilmu Allah tidak hanya untuk disampaikan kepada manusia lain tetapi juga untuk diamalkan sehingga ilmu yang terus diamalkan akan membudaya. Dari ketiga peran tersebut,maka semua yang dilakukan oleh khalifah harus untuk kebersamaan sesama umat manusia dan hamba Allah serta pertanggungjawabannya kepada Allah, diri sendiri, dan masyarakat.

5.Mengapa Manusia Tidak bisa Hidup sendiri ?

Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu tergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk memenuhi kebutuhan hidup ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara misalnya dengan melakukan jual beli, berumah-tangga, bergaul, dsb. Jelaslah bukanlah makhluk yang dapat berdiri sendiri, manusia merupakan makhluk sosial, namun dilain sisi juga merupakan makhluk individu yang hidup di dalam alamnya. Namun ditengah-tengah kesombongannya, manusia juga merupakan makhluk yang sangat bergantung terhadap alam. Jelas manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa alam, seperti udara yang mereka butuhkan untuk bernapas, lalu air untuk mereka minum, alam juga menyediakan makanan bagi manusia, matahari dengan sinarnya yang memberikan kehangatan, gravitasi yang menjaga kedudukan manusia diatas bumi sehingga tidak terpental jauh keangkasa luar karenanya. Tanpa itu semua manusia tidak dapat hidup dan tidak mampu bertahan serta berkembang biak, dari sini maka dapat diketahui bahwa manusia sangat bergantung terhadap alam. Manusia harus bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya agar manusia dapat mengalami pembelajaran mengenai ruang lingkup di sekelilingnya, sehingga menyebabkan manusia mempunyai rasa ingin tahu dan mereka pun harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut dapat digunakan dalam kehidupannya yaitu untuk memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik, dan mana yang merupakan hak dan mana yang merupakan kewajiban. Sehingga terbentuklah norma-norma dalam masyarakat. Apabila manusia memahami dengan baik ilmu pengetahuan tersebut maka norma-norma akan berjalan dengan harmonis dan seimbang.


6.Bagaimana Manusia dapat bertahan hidup ?

Hal yang paling mendasar bagai manusia untuk bertahan hidup adalah dengan adanya energi di dalam tubuhnya dan juga manusia harus senantiasa bernafas, makan, minum, beradaptasi dengan lingkungannya agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Bagaimana Manusia dapat Memperoleh makanan.
Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Mereka memiliki cara sendiri-sendiri dalam mendapatkan makanan. Manusia memperoleh makanan dari tanaman padi yang sengaja ditanam di sawah. Proses penanaman padi dimulai dengan mempersiapkan lahan, menanam bibit padi, pemupukan dan penyiangan, pemanenan, penjemuran, pengilingan, dan terakhir memasak beras menjadi nasi yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Sangat panjang dan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menikmati sepiring nasi.

7.Apa hubungan Manusia dengan Pendidikan ?

Ada pendapat mengatakan bahwa manusia lahir dari proses pendidikan , manusia pendidikan bukan hanya manusia yang mendidik  tetapi juga manusia yang dididik, dalam hal ini arti luas dari pendidikan yaitu segala situasi hidup yang mempengaruhi  pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar  yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Manusia disebut “Homo Sapiens”. Artinya, makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan. Salah satu insting manusia adalah selalu cenderung ingin mengetahui segala sesuatu disekelilingnya yang belum diketahuinya. Dari rasa ingin tahu maka timbul ilmu pengetahuan. Dalam hidupnya manusia digerakan sebagian oleh kebutuhan untuk mencapai sesuatu, dan sebagian lagi oleh tanggung jawab sosial dalam masyarakat. Manusia bukan hanya mempunyai kemampuan-kemampuan, tetapi juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan, dan juga tidak hanya mempunyai sifat-sifat yang baik, namun juga mempunyai sifat-sifat yang kurang baik. Tampaklah bahwa manusia itu sangat membutuhkan pendidikan. Karena melalui pendidikanmanusia dapat mempunyai kemampuan-kemampuan mengatur dan mengontrol serta menentukan dirinya sendiri. Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan dianalisis secara murni.
Dengan pendidikan manusia dapat berkembang kemanusiaanya, dimana pendidikan sebagai fungsi strategis yaitu untuk mengaktualisasikan sekaligus mengembangkan semua potensi kemanusiaanya , baik dalam kehidupan kodrat maupun sifat kodratnya. Manusia dikatakan manusia pendidikan karena manusia akan selalu belajar terus menerus dengan sesuatu yang baru. Oleh karena itu pendidikan dan prosesnya merupakan suatu proses kemanusiaan dan pemanusiaan.


8.Mengapa Manusia harus memiliki ilmu pengetahuan ?

Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut manusia haruslah mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan sendiri pada masing-masing negara mempunyai sistemnya masing-masing, faktor yang menyebabkan perbedaan itu, salah satunya disebabkan karena kebudayaan pada negara itu sendiri.  Pendidikan yang merupakan hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator” terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya. Lalu mengapa manusia harus belajar ? mengapa manusia harus belajar. Hal ini karena belajar merupakan salah satu kebutuhan manusia. Bahkan ada ahli yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk belajar. Oleh karena manusia adalah makhluk belajar, maka sebenarnya di dalam dirinya terdapat potensi untuk diajar. Pada masa sekarang ini, belajar menjadi sesuatu yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Bahkan, belajar adalah sebuah kewajiban juga. Di dalam pandangan Islam, belajar atau secara umumnya pendidikan merupakan kegiatan yang diwajibkan bagi setiap muslim, baik pria maupun wanita. Pendidikan juga berlangsung seumur hidup, tidak mengenal batas usia.
Intinya, dengan belajar manusia dapat berubah. Perubahan yang dimaksud bergantung terhadap apa yang dipelajarinya. Jika manusia belajar kebenaran dan kebaikan, maka ia akan berubah menjadi manusia yang benar dan penuh kebaikan. Jika ia belajar ketidakbenaran dan kejelekan, maka ia akan berubah menjadi manusia yang penuh dengan kemaksiatan.

9.Apa peran Pendidikan bagi manusia ?

 Pendidikan umumnya berawal waktu seorang bayi itu dilahirkan dan berjalan seumur hidup. pendidikan mungkin berawal dari sebelum saat bayi lahir layaknya yang dikerjakan oleh beberapa orang memainkan musik dan membaca pada bayi didalam kandungan dengan harapan ia dapat mengajar bayi mereka sebelum saat kelahiran. untuk beberapa orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih bermakna dari pada pendidikan resmi. layaknya kata mark twain, saya dulu tidak membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya. bagian keluarga memiliki peran pengajaran yang sangat mendalam, kerapkali lebih mendalam dari yang disadari mereka, meskipun pengajaran bagian keluarga berjalan dengan tidak resmi. Tujuan dari pendidikan memenuhi kebutuhan akan ilmu dan pengetahuan mewujudkan cita cita manusia mempermudah pekerjaan manusia Mendapatkan ilmu yang akan kita butuhkan untuk masa depan Dengan belajar diluar sekolah bisa menambah wawasan yang lebih luas sehingga pengetahuan kita bertambah Dengan mendapatkan ilmu dan wawasan yang lebih luas kita dapat meraih cita-cita yang kita impikan Fungsi Pendidikan Menurut Hasan  pendidikan Islam ialah pendidikan yang memiliki macam fungsi sebagai berikut Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup masyarakat sendiri. Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkut dengan peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban. Dengan kata lain, tanpa nilai-nilai keutuhan dan kesatuan suatu masyarakat, maka kelanjutan hidup tersebut tidak akan dapat terpelihara dengan baik yang akhirnya akan berkesudahan dengan kehancuran masyarakat itu sendiri.

10.Apa Pentingnya Pendidikan Bagi Manusia

Untuk Karir atau Pekerjaan
Pendidikan sangat penting karena untuk melengkapi kita dengan keahlian yang diperlukan dalam dunia kerja serta membantu kita dalam mewujudkan tujuan karir. Keahlian merupakan pengetahuan yang mendalam mengenai suatu bidang tertentu yang dapat membuka peluang karir bagus untuk masa depan. Sehingga dengan adanya pendidikan yang layak dan baik maka dapat membantu kita sebagai manusia untuk mewujudkan impian.
Banyak orang yang memiliki cita-cita karena dengan memiliki cita-cita maka kita akan lebih terarah. Dengan mengarahkan pendidikan pada bidang yang tepat memudahkan kita untuk mencapai cita-cita.
Menjadi Manusia yang Lebih Baik dan Berkarakter
menjadikan manusia yang lebih baik dan berkarakter. Pendidikan selain penting untuk karir juga sangat penting untuk menjadikan manusia agar lebih baik karena membuat kita beradab. Pada umumnya Pendidikan adalah dasar dari budaya dan peradaban. Pendidikan membuat kita sebagai manusia untuk berpikir, menganalisa, serta memutuskan. Menumbuhkan karakter pada diri sendiri juga merupakan tujuan dengan adanya pendidikan, sehingga menciptakan Sumber Daya Manusia yang lebih baik.
Membantu dalam Kemajuan Suatu Bangsa
Untuk kemajuan suatu bangsa, pendidikan sangat berperan penting di dalamnya. Sehingga manusia yang baik membutuhkan suatu pendidikan. Dalam dunia yang kompetitif dan bersaing, pendidikan adalah jalan untuk dapat bersaing. Sebagian besar menyadari dengan adanya pendidikan yang baik maka menghasilkan manusia yang baik. Tidak hanya pendidikan saja, namun juga memerlukan keahlian yang cukup dalam membuat maju suatu komunitas mulai dari level terkecil misalnya keluarga atau level yang lebih besar seperti bangsa.
Memberikan Pengetahuan
Sebuah efek langsung dari pendidikan adalah dengan adanya mendapatkan pengetahuan yang luas. Pendidikan memberikan pelajaran yang begitu penting bagi manusia mengenai dunia sekitar, mengembangkan perspektif dalam memandang kehidupan. Pendidikan yang sebenarnya diperoleh dari pelajaran yang diajarkan oleh kehidupan kita. Maka dari itu banyak Pemerintah yang menganjurkan pendidikan yang baik di mulai sejak dini, agar ketika kelak dewasa mempunyai Sumber Daya Manusia yang baik.
Memberikan Pencerahan dalam Kehidupan
Dengan adanya pendidikan dapat menghapuskan keyakinan yang salah di dalam pikiran kita. Selain itu juga dapat membantu dalam menciptakan suatu gambaran yang jelas mengenai hal di sekitar kita, juga dapat menghapus semua kebingungan. Orang dengan pendidikan yang tinggi biasanya akan lebih bijak dalam menyelesaikan suatu masalah, hal ini dikarenakan mereka sudah mempelajari mengenai ilmu pendidikan dalam kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar