Kamis, 01 Desember 2016

' Membatasi Pengetahuan Manusia '


Immanuel Kant merupakan seorang filsuf Jerman abad ke-18 yang memiliki pengaruh sangat luas bagi dunia intelektual. Immanuel Kant dilahirkan pada tanggal 22 April 1724 di Königsberg dan meninggal di Königsberg, Kerajaan Prusia, 12 Februari 1804 pada umur 79 tahun. Dia berasal dari keluarga pengrajin yang sederhana. Ketika Kant masih muda, usaha ayahnya bangkrut. Kehidupan meraka harus didukung oleh keluarga besar orang tuanya. Kant penuh dengan kerendahan hati dan sangat disiplin.

Kant kemudian menjadi guru besar untuk logika dan metafisika di Universitas Konisberg. Dia secara rutin menyajikan kuliah tentang geografi fisik. Hal ini dilakukannya sepanjang tahun sampai tahun 1796. Dalam pengantar kuliahnya, dia selalu menegaskan tempat geografi dalam dunia ilmiah. Dia memberikan landasan falsafi bagi geografi sebagai pengetahuan ilmiah. Karya yang terpenting adalah Kritik der Reinen Vernunft, 1781. Dalam bukunya ini ia “membatasi pengetahuan manusia”. Atau dengan kata lain “apa yang bisa diketahui manusia.” Ia menyatakan ini dengan memberikan empat pertanyaan:

1.      Apakah yang dapat kita ketahui?
2.      Apakah yang boleh kita lakukan?
3.      Apa yang bisa kita harapkan?
4.      Apakah manusia itu?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah:
1.      Apa yang dapat kita ketahui? Pertanyaan ini menunjukkan kesadaran Kant bahwa tidak semua hal bisa diketahui, selalu ada yang terlepas dari daya pengetahuan kita. Apapun yang bisa diketahui manusia hanyalah yang dapat dipersepsi dengan panca indera, lain daripada itu merupakan ilusi saja atau dengan kata lain hanyalah ide.

2.      Apa yang boleh kita lakukan? Pertanyaan ini menunjukkan adanya pengakuan akan adanya yang lain yang membatasi aktivitas manusiawi kita, keberadaan yang lain itulah yang kemudian menekankan apa yang harus kita lakukan, bukannya apa yang ingin kita lakukan. Keinginan diri selalu dibatasi oleh keharusan dari yang lain, karena itu keinginan tergantikan oleh keharusan. Menurut Kant, setiap tindakan yang kita lakukan adalah untuk menjalankan kewajiban sebagai hukum batin yang kita taati, tindakan itulah yang mencapai moralitas. Kewajiban menurutnya adalah keharusan tindakan demi hormat terhadap hukum, tidak peduli apakah itu membuat kita nyaman atau tidak, senang atau tidak, cocok atau tidak, pokoknya aku wajib menaatinya.

3.      Apa yang bisa kita harapkan? Yang bisa diharapkan manusia ditentukan oleh akal budinya. Inilah yang memutuskan pengharapan manusia. Menurut Immanuel Kant pernyataan bahwa satu-satunya hal baik tyang tak terbatasi dan tanpa pengecualian adalah kehendak baik. Sejauh orang berkehendak baik maka orang itu baik, penilaian bahwa sesorang itu baik sama sekali tidak tergantung pada hal-hal diluar dirinya, tak ada yang baik dalam dirinya sendiri kecuali kehendak baik.

4.      Apakah manusia itu? Terdapat 2 cirinya, yaitu diantaranya adalah: (1) Tegak, tegak berarti manusia harus memiliki prinsip dalam hidunya; (2) Luwes atau fleksibel, yang berarti segala sesuatu yang dilakukan manusia itu harus didasarkan atas prinsipnya.




Sumber:
http://nartocalonlegislator.blogspot.co.id/2014/12/mengenal-immanuel-kant-dan-pokok.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar