1.
Pengertian
Kenakalan pada Anak Sekolah Dasar (SD)
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa kenakalan dengan kata dasar nakal
adalah suka berbuat tidak baik, suka mengganggu, dan suka tidak menurut.
Sedangkan kenakalan adalah perbuatan nakal, perbuatan tidak baik dan bersifat
mengganggu ketenangan orang lain tingkah laku yang melanggar norma kehidupan
masyarakat
Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa Kenakalan adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan
nilai yang berlaku pada masyarakat tertentu, sehingga masyarakat tidak menyukai
dan tidak menyenangi perbuatan tersebut.
Anak memang tidak sama dengan orang
dewasa, jalan pemikiran anak masih sering kali dikuasai oleh emosinya yang
mengarah pada keinginan – keinginan bermain. Apabila setiap keluarga disoroti
kemungkinan akan ada tidaknya persoalan dengan anak, maka akan terlibat
macam-macam derajat kesulitan. Bahkan mungking saja bahwa tidak semua keluarga
menyadari adanya suatu kesulitan. Permasalahan yang di sebabkan oleh kenakalan
anak, justru sering menyangkut pihak – pihak lain.
2.
Faktor-Faktor
Penyebab Kenakalan Siswa Sekolah Dasar
Kenakalan anak menurut sebahagian
para ahli merupakan kegagalan memperoleh respon yang dapat diterima oleh
masyarakat atau kegagalan memperoleh pembenaran moral dan etis yang sesuai
dengan budaya masyarakat. Dan sebab-sebab kegagalan tersebut bersumber dari
problem perkembangan.
Psikologi anak yang menghadapi
proses super – ego anak kearah sosialisasi yang tepat dan memadai mungkin juga
disebabkan tidak mampu menyesuaikan diri dengan standar prilaku yang umum di
masyarakat sekitarnya.
Jadi kenakalan anak diukur dengan
standar nilai dan norma-norma sosial. Mungkin satu bentuk prilaku siswa
dilingkungan masyarakat tidak sesuai dengan tolak ukur dari kebudayaan atau
tradisi yang berlaku, maka bentuk-bentuk prilaku tersebut di pandang sebagai
kenakalan.
Apa yang dianggap oleh guru sebagai
pelanggaran serius atau kelakuan yang tidak layak sering berbeda dengan
pendapat para ahli psikologi. Misalnya ciri-ciri non agresif kurang gaul, rasa
cemas, suka menyendiri,muram, dan lain sebagainya hal itu dipandang serius bagi
perkembangan pribadi anak oleh para ahli kesejahteraan rohani atau “mental
Hygiene”. Sebaiknya pelanggaran yang dipandang serius oleh guru seperti menulis
kata – kata jorok, membolos, menyontek, menentang, merusak, tidak di anggap
penting oleh para ahli psikologi. Guru terutama mementingkan ketertiban kelas
dan sekolah untuk mencapai potensi akademis yang sebaik-baiknya. Sebalikya ahli
mental hygiene mengutamakan perkembangan pribadi anak agar menjadi individu
yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya dengan penuh keperyaan
akan dirinya.
Guru yang juga memperhatikan aspek
kepribadian anak hendaknya menerima pendirian para ahli mental hygiene dan
menjadikan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan akademis. Ia akan lebih banyak
membri tanggung jawab kepada anak-anak untuk memelihara disiplin dan bekerja
tanpa mengganggu orang lain. Ia juga akan memperhatikan anak yang pendiam,
penakut, mencoba memahami dan membantu mereka, dengan demikian guru itu bukan
hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai pendidik.
Adapun sebab-sebab kenakalan remaja dapat dibedakan
atas dua sebab yaitu sebab intern dan sebab ekstern. Sebab-sebab berupa cacat
keturunan. Pembawaan negatif yang sukar dikendalikan, pemenuhan, kebutuhan
pokok yang tidak seimbang, lamanya pengawasan diri, kurangnya penyesuaian diri
terhadap lingkungan yang baik tidak memiliki kegemaran-kegemaran yang sehat.
Sebagai langkah pertama yang digali dan dicari latar
belakang kenakalan siswa yang berpangkal pada siswa sendiri, faktor-faktor yang
mendorong siswa, secara beruntun sesuai dengan urgensinya, menurut pandangan
bersama sejumlah tokoh pendidikan pada dasrnya bersumber pada :
a. Lingkunga
rumah tangga,
b. Teman buruk,
c. Kondisi
ekonomi,
d. Problem
waktu luang,
e. Faktor-faktor
eksternal lain,
f. Lemahnya
kepribadian lain,
g. Faktor-faktor
kesehatan,
h. Nyanyian dan
cerita cabul,
i. Sempitnya
ruangan kelas,
j. Kurang
tertarik pada salah satu mata pelajaran,
k. Kurangnya
saran-saran pemeliharaan individual sekolah,
l. Tidak
efektifnya metode yang diterapkan,
m. Tidak terpenuhi praktek-prratek
kondisi sosial,
n. Kurangnya
iklim-iklim kondusif bagi kecenderungan siswa.
Faktor-
faktor penyebab kenakalan pada anak Sekolah Dasar yang lain ialah:
1. Kurangnya
Kasih Sayang Orang Tua.
Terkadang orang tua lebih banyak
menghabiskan waktu untuk bekerja sehingga anak tidak mendapatkan perhatian dari
orang tuanya sehingga anak mencari perhatian orang tua dengan perilaku-perilaku
yang menurut anak efektif untuk mendapatkan perhatian, yakni dengan perilaku
negatif
2. Pergaulan
Dengan Teman Yang Tidak Sebaya
Pergaulan dengan teman yang jauh
lebih tua menyebabkan anak meniru perilaku orang tersebut, hal ini terjadi
karena anak merupaka periode imitasi yang selalu meniru perilaku orang dewasa
baik itu yang baik maupun yang buruk.
3. Peran Dari
Perkembangan Iptek Yang Berdampak Negatif
Meskipun iptek merupakan hal yang
sangat membantu dalam perkembangan informasi akan tetapi tetap ada dampak
negatif dari iptek tersebut, khususnya dalam perkembangan internet yang semua
orang bebas memasukan apapun dalam internet tersebut.
4. Tidak Adanya
Bimbingan Kepribadian Dari Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan
formal dan kesatuan kegiatan-kegiatan menyelenggarakan pembelajaangan anak akan
berubah arran dilakukan oleh para petugas khusus dengan cara-cara yang
terencana dan teratur menurut tatanan nilai dan norma yang telah ditentukan
untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Prof.Dr.H.Waini
Rasyidin Med. Dkk,2010) sekolah merupakan lembaga yang dapat membentuk
kepribadian seorang anak, maka dari itu sekolah merupakan lembaga yang penting
bagi kemajuan peradaban
5. Dasar-Dasar
Agama Yang Kurang
Pondasi agama merupakan pondasi yang
sangat penting bagi kehidupan manusia maka tidak aneh jika seseorang yang tidak
memiliki pondasi agama yang tidak kuat maka akan mudah terpengaruhi oleh
hal-hal yang negatif.
6. Tidak Adanya
Media Penyalur Bakat Dan Hobinya
Jika media penyalur bakat tidak ada
maka kesenangan anak akan berubah arah terhadap hal lain, biasanya anak akan
berubah ke arah negatif karena anak berfikir hal itu akan dapat memberikan kesenangan
pada diri sendiri.
7. Kebebasan
Yang Berlebihan
Kebebasan yang diberikan orang tua
terhadap anak mengakibatkan seorang anak tidak ragu lagi melakukan apa yang
diinginkan oleh anak tersebut termasuk perilaku negatif.
Faktor tersebut didukung oleh
karakteristik anak yang masih polos dan belum paham benar tentang norma dan
nilai dalam suatu masyarakat.Pada anak usia 6-12 tahun dapat disebut umur
sekolah, oleh karena itu, anak tidak boleh gagal dalam sekolahya ia harus dapat
memperoleh kepuasan karena ia telah berhasil, dan rasa keberhasilan ini akan
memperkuat perkembangan kepribadiannya.Setiap sukses akan memberikan perasaan
mampu pada dirinya, mampu menyelesaikan tugas-tugas yang dijadikan modal untuk
menyelesiakn tugas-tugas lebih lanjut dan lebih berat.
Menurut Prof.Dr.H.Waini Rasyidin,
Med. Dkk (2010:106) menyebutkan bahwa Apabila pada usia ini terjadi kesalahan
dalam mendidik, akan timbul berbagai masalah perilaku seperti mengompol,
berbohong, suka berkelahi, suka mengganggu adik-adiknya, malas belajar, suka
melancong, melamun, lari dari rumah, tidak naik kelas, banyak merokok,,dsb.
Sebelum beranjak kepada periode
sekolah tentunya seorang anak melewati periode kanak-kanak yakni usia 1-5
tahun, pada periode ini anak mempunyai sifat imitasi.Menurut Mulyani Sumantri
(2008:2,45) menyebutkan bahwa periode anak merupakan periode imitasi, yakni
periode peniruan anak terhadap lingkungan. Anak usia 6-12 tahun akan
mudah belajar berbagai kebiasaan baik itu kebiasaan yang buruk maupun kebiasaan
baik dari lingkungan anak yang berupa lingkungan keluarga, lingkungan
pertemanan maupun dari lingkungan alamiah, dampak dari lingkungan ini terbawa
anak sampai umur selanjutnya dan menjadi sifat dasar bagi masa depan anak
tersebut.
Kenakalan anak bisa berupa
mengganggu teman sebaya lainnya, mencuri kecil-kecilan, tidak patuh terhadap
orang tua maupun guru, jarang mengerjakan Pekerjaan Rumah,sering berbohong dan
lain sebagainya.
Masa periode anak yang tidak baik,
masa anak merupakan pondasi awal bagi sifat dan karakteristik seseorang, jika
masa anaknya baik maka sifat pada seseorang akan baik pula, akan tetapi jika
masa anak rusak maka sifat anak itu pada masa depan akan rusak pula terkecuali
ada peristiwa-peristiwa dan orang lain yang dapat merubah sifat dasar dari anak
itu, akan tetapi hal itu sulit dilakukan karena sifat tersebut sudah menjadi
sifat dasar dari anak tersebut.
3.
Bentuk-Bentuk
Kenakalan Siswa
Dalam membahas anak berperilaku
nakal. Akan di batasi pada tiga jenis prilaku bermasalah yaitu:
1. Keras kepala
atau dengil
Anak yang keras kepala ialah anak
yang suka membantah terhadap orang lain, tetapi tidak ada alasan yang diajukan,
anak yang keras kepala selain dilingkungan keluarga dapat juga dilingkungan
sekolah. Anak yang keras kepala biasanya bertujuan untuk menyembunyikan
kelemahan bathin yang ada pada dirinya.
Anak keras kepala sering timbul
dikalangan anak-anak setelah mereka mencapai umur tujuh tahun. Anak-anak
memperlihatkan sikap dengil itu dalam wujud suka membantah, suka ngadal
dan sebaganya. Namun orang tua pada umumnya langsung memarahinya bahkan
langsung memukulnya, sehingga anak menjadi nakal dan keras kepala kepada kedua
orang tuanya.
2. Berbohong
Berbohong adalah salah satu cacat
atau kesalahan yang sering terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa, bohong
selain merupakan sifat yang tidak terpuji, juga dapat menimbulkan masalah bagi
guru.
3. Pendusta
Pada umumnya seorang anak berdusta
karena kedua orang tuanya atau orang lain karena ia ingin melakukan sesuatu
keinginan hatinya. Atau ia berdusta karena ada rasa takut yang menyelimuti
perasaan untuk berusaha jujur tapi takut untuk dimarahi.
Sebab – sebab anak sering berdusta
a.
Merasa takut
b.
Ingin
menarik perhatian orang lain.
c.
Ingin memperoleh
keuntungan.
4. Penangan
Kenakalan Siswa Sekolah Dasar (SD)
Harus ada koordinasi dan kerjasama
dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah kenakalan siswa yaitu sebagai
berikut:
Pertama, pendidikan keluarga pertama
dan utama. Pendidikan keluarga merupakan hal yang sangat peting karena
disinilah pondasi dasar karakter anak terbentuk. Kesibukan kerja, masalah
ekonomi bukan jadi alasan untuk tidak memperhatikan anak. Anak adalah amanah
yang sangat berat diberikan tuhan. Jika anak menjadi tidak bermoral atau tidak
berahklak, maka orang tua dimentai pertanggung jawaban terlebih dahulu
diakhirat nanti. Orang tua harus ‘belajar’ mendidik seorang anak atau dikenal
dengan istilah ilmu parenting. Belajar disini bukan harus dimaknai dengan
sekolah dan membaca buku, tetapi belajar bisa dilakukan dengan cara memberikan
yang terbaik untuk calon generasi penerus.
Oleh karena itu, pola asuh zaman
dulu, tidak bisa disamakan dengan masa sekarang, problematika anak sangat
beranekaragam, maka dituntut menggunakan ‘jurus-jurus’ baru. Minimal yang
dilakukan oleh orang tua adalah memberikan tauladan yang baik terhadap anak,
selalu mendo’akan anak ketika sholat, dan memperhatikan pendidikan anak ketika
mendapat tugas dari sekolah.
Kedua, kerjasama antara pihak
sekolah dengan pihak keluarga. Kerberhasilan dalam dunia pendidikan tidak bisa
di bebankan oleh pihak sekolah saja, tetapi perlu kerjasama dengan pihak
keluarga dirumah. Karena waktu disekolah hanya kurang lebih delapan jam saja,
selebihnya waktu yang lama berada dirumah. Akan tetapi tetap tanggungjawab
sekolah untuk mewujudkan harapan orang tua. Program-program sekolah harus
sinergi dengan program dirumah. Disekolah sudah ada komite sekolah, yang
merupakan wakil wali murid disekolah, sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk
melakukan mensinergikan program-program disekolah. Sayangnya disekolah-sekolah
kebanyakan komite sekolah hanya sebagai ’stempel’ untuk mencairkan sebuah dana
dari lembaga tertentu.
Komite sekolah seharusnya menjadi
pengawas dan control terhadap pihak sekolah jika melakukan pelanggaran atau
tidak melaksanakan program sekolah. Peran dan fungsi komite sekolah saat ini
bisa dikatakan nol. Maka perlu di revitalisasi peran dan fungsi komite sekolah.
Ketiga, Peran dan fungsi guru
dioptimalkan. Guru sebagai ujuk tombak dilapangan dalam membentuk prilaku anak.
Sebagus apapun program mengatasi anak disekolah, apabila tidak didukung dengan
peran guru maka tidak ada hasilnya. Saya ilustrasikan, Ibarat ada mobil yang
bagus tapi tidak ada yang menggerakan maka mobil tersebut akan mogok ditempat.
Disinilah pentingnya peran guru disekolah, selain mempunyai tugas untuk
menstranfer ilmu pengetahuan tetapi juga memiliki kewajiban untuk membentuk
karakter anak.
Untuk membentuk karakter anak, maka
guru-gurunya juga harus berkarakter. Pribahasa orang jawa, guru itu digugu lan
ditiru. Artinya bahwa baik buruknya tingkah laku guru, secara tidak langsung
akan dicontoh oleh siswanya. Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen bersama
antara guru dan pengurus sekolah. Untuk menyatukan satu komitmen antara guru
dengan pengurus sekolah, maka diperlukan keterbukaan, komunikasi yang itensif,
persamaan visi bahwa mencerdaskan dan membentuk ahklak anak adalah perbuatan
yang yang mulia.
Keempat, Peran guru bimbingan
konseling (BK). Guru Bimbingan konseling (BK) disekolah, yang dianggap memiliki
pengetahuan lebih dari sisi psikologi seorang anak, diharapkan mampu
menyelesaikan persoalan anak secara komperhensif. Jika terjadi pelanggaran maka
tidak sepatutnya langsung dihukum tetapi dicari akar masalahnya.
Dalam hal pelaksanaan sebuah aturan
butuh ketegasan dan kebijaksanaan. Bersikap tegas, Jika anak-anak yang
melanggar kategori berat dan sering melakukanya, maka diberikan sanksi atau
hukuman sesuai dengan perbuatanya. Dengan diberi sanksi biar anak jerah tidak
mengulang perbuatan itu lagi. Bersikap bijaksana, jika pelanggaran anak tidak
terlalu berat, maka perlu pembinaan oleh BK dalam prilaku sehari-harinya
disekolah.
Memang harus kita menyadari bahwa
tanggung jawab mengatasi masalah diatas adalah tanggung jawab bersama. Baik
orang tua, sekolah, guru dan semua pihak yang peduli terhadap masalah anak.
Sehingga problematika siswa yang terjadi diatas bisa dicegah dan terselesaikan.
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh orang
yang ada disekeliling anak maupun guru anak
1.
Berikan
pemahaman kepada orang tua tentang kasih sayang kepada anak
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
kasih sayang merupakan hal yang sangat mendasar yang dibutuhkan oleh seorang
anak, perhatian dan kontrol orang tua sangat penting didapatkan oleh anak
karena dengan begitu anak akan merasa tercukupi dengan kasih sayang dari orang
tua, karena kenakalan yang dilakukan oleh anak adalah mencari perhatian dari
orang lain dengan berbagai cara.
2.
Berikan
pemahaman kepada Anak tentang perilakunya
Menurut Atif Abdul Id (2008:28-29)
menyatakan bahwa ada beberapa cara agar orang lain dapat mendengarkan dan
menuruti apa yang dibicarakan oleh kita:
a.
Jika
memenuhi kebutuhan mendasar orang lain akan penghargaan dan perhatian maka akan
mendapatkan cinta mereka.
b.
Berikan
penghargaan kepada orang tersebut
c.
Suara yang
paling indah adalah pujian dengan setuls hati, akan tetapi
pujilah orng itu sewajarnya karena yang berhak dipuji adalah Allah SWT.
3.
Berikan
Program Namimah kepada Anak
Menurut
Abdul Rahmat namimah adalah program yang memberikan suatu kesenangan kepada
anak berupa kesenangan yang positif. Namimah menjauhkan anak dari pergaulan
yang negatif karena perhatian anak tertuju pada kesenangan positifnya tersebut,
kesenangan tersebut bisa berupa melukis, belajar musik, olah raga dan masih
banyak lagi.
Anak adalah titipan Allah SWT untuk
dijaga dan dirawat, maka sudah seharusnya anak diberikan pendidikan sebaik
mungkin agar masa depan agama dan Negara menjadi lebih baik.
Sabda Rasulullah SAW:
Kewajiban Bapak kepada anaknya
adalah memberikan dia nama yang baik, mengajarkan dia kesopanan, menulis,
berenang dan memanah, kangan beri makan kecuali barang yang baik dan kawinkan
dia apabila telah dewasa (H.R Hakim)
Dari hadits tersebut bahwa kewajian
orang tua adalah mendidik anak supaya menjadi anak yang baik dan shaleh, jika
orang tua tidak mendidik anak dengan baik maka dosa yang besar yang didapatkan
mereka.Semoga Allah SWT merlindungi kita dari api neraka-NYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar